generated by sloganizer.net

Monday, December 11, 2006

Sebuah Rumah di Perempatan Jalan

Di dekat kontrakan saya ada sebuah rumah, letaknya di pojokan tepat di perempatan jalan. Rumahnya biasa saja sih.. sudah lama sepertinya. Di rumah itu tinggal para pekerja konstruksi yg sepertinya berasal dari sebuah anak benua di Asia.
Biasanya saya tak terlalu hirau dengan rumah ini dan penghuninya, walaupun beberapa kali lewat kalau sedang berjalan menuju rumah.
Tapi sudah sejak beberapa hari ini sejak kantor pindah saya harus mengambil rute lain untuk pulang ke rumah, jadi selalu melewati rumah ini dan selalu saja ada hal menarik untuk saya perhatikan dari penghuninya..
Mereka tinggal beramai-ramai, sepertinya masih muda-muda.. paling tua samalah umurnya dengan saya..
Sebagaimana layaknya pekerja migran di negara kota ini, hidup mereka sangatlah bersahaja. Mengontrak rumah ramai-ramai, memasak bersama (wangi masakan mereka sering tercium kala saya sedang jalan dari halte ke rumah), bersenda gurau di beranda ataupun seringkali terlihat mereka sedang sholat bersama di ruang tengah yg tak seberapa luas.
Tadi malam bahkan saya dapati mereka sedang asyik menyimak salah seorang yg sepertinya sedang menyampaikan nasihat agama (rumah kontrakan di pojok jalan ini tidak punya gorden, jadi kegiatan di ruang tengah rumah terlihat dengan jelas), sungguh... tersentuh rasanya hati melihat kesahajaan mereka di negeri orang.
Terutama kalau mengingat betapa seringnya tatap sinis mereka terima; dari orang-orang yg berhutang jasa pada mereka; hanya karena kelamnya warna kulit yg dianugerahkan Tuhan pada bangsa mereka..
Beberapa malam lalu saya pulang agak larut, setelah menemani seorang teman yang sedang limbung akan kehidupan rumahtangganya. Dan seperti biasa seturun dari halte, saya melewati rumah di perempatan jalan itu. Kali ini penghuni-penghuninya sedang duduk berkumpul di beranda, berbincang2 santai sambil mengipas-ngipas. Wah, baru selesai sholat rupanya..
Tapi bukan itu yg menarik perhatian saya..
Seorang penghuni terlihat duduk di pojokan, menyendiri di atas tanggul pembatas saluran air. Matanya terlihat masygul dan ragu-ragu sambil melihat tangannya yang memain-mainkan selembar kartu telepon SLI.. Ketika ia mengangkat wajahnya saya bisa lihat tatap matanya.. Mata itu mata yang sedang merindu..
Ia mengangkat wajah menengadah ke langit sambil menghembus nafas panjang.. selembar kartu SLI itu masih dimain2kannya di tangan kanan, sementara tangan kiri menggenggam handphone yang seakan dipencet dengan ragu-ragu..
Saya tahu yang ada di benaknya... rindu dan kangen pada keluarga.. mungkin pada anak dan istrinya yang sedang menunggu nun jauh disana..
Rindu itu memang susah untuk tertahankan.. kadang hanya bisa terobati oleh suara orang tersayang di seberang sana. Tapi itupun suatu kemewahan bagi mereka...
Ya, suatu kemewahan.
Harga kartu telpon yang 'cuma' 10 dolar itu akan terasa mahal bagi mereka-mereka yang hidup bahkan hanya dengan 10 dolar seminggu... yang untuk berangkat harus berhutang, pergi jauh ke negeri orang terkadang tak paham bahasanya, untuk kemudian harus kerja super keras dan hidup super hemat demi bisa menabung mengirim uang bagi keluarganya di kampung dan melunasi uang ongkos pergi dahulu..
Teman saya ini menunduk lagi.. kali ini helaan nafasnya panjang... dihembuskan kuat-kuat... sepertinya ia terpaksa mengalah malam ini... rindu itu harus menunggu untuk ia obati nanti...
Ah, teman... apakah kau rasa rindu yang sama seperti yang sedang kurasa?
Rindu pada keluarga... Rindu pada anak dan istri nun jauh di sana....
Kudoakan teman.. semoga pengorbananmu ini tidak sia-sia.. semoga keluargamu baik-baik saja di sana... semoga kelak anak-anakmu tak harus alami kehidupan seperti Bapaknya...
Semoga teman... semoga... Amin..
Rose Lane 24, 11 Dec 06. 11.33 pm.
(Untuk teman-teman di rumah kontrakan perempatan TanjongKatong-Dunman Road. Semoga Allah ridha akan pengorbanan kalian semua. Amin.)

Monday, November 20, 2006

"Welcome to Our Country, Your Excellency."

Hari ini,
Ribuan orang tidak bisa keluar rumah,
Ribuan anak sekolah dipaksa tak bersekolah,
Ribuan orang kecil tak bisa mencari nafkah

Hari ini,

Belasan ribu tentara dan polisi berjaga
pasang wajah garang dipanggang terik mentari
Ribuan bangsawan berdandan bersolek
memasang topeng memasung kehormatan
mencari muka..

Hari ini kita lihat banyak hal yang tak pernah sebelumnya dituju untuk anak bangsa sendiri.


Hari ini,
Sebuah bangsa kehilangan harga dirinya
menunduk
membungkuk dalam-dalam pada tuannya

Tuan besar katanya.

Majikan sama yang membuat anak-anak kecil di Irak tak bisa bersekolah
Majikan sama yang membuat banyak anak-anak kecil di dunia kehilangan ayah-ibu mereka

Majikan sama yang membuat perempuan-perempuan Libanon kehilangan suami mereka
Majikan sama yang membuat banyak orangtua kehilangan anaknya

Majikan yang justru kita sambut bak seorang dewa turun dari langit..
dielu-elukan...
dihamparkan karpet warna darah

Dengan pedagang-pedagang kecil yang warungnya dipaksa tutup sebagai keset kakinya....
Dengan pelajar-pelajar cilik yang sekolahnya diwajibkan tutup sebagai karangan bunga penyambutnya....

---------------

Aneh sungguh.
Bagaimana seorang penguasa yang dipercaya oleh rakyatnya
Bisa begitu tega

Menindas dan memaksa
Merampas hak orang-orang yang mempercayanya

Demi seorang Tuan
yang bahkan peduli pun tidak pada semua manis mukanya

"Ini demi percayanya mereka pada kita."
"Ini demi merdekanya Palestina, saudara kita."
"Ini demi harga diri bangsa kita sebagai tuan rumah."

Ah, Tuan Penguasa negeriku...
Andai begini cergasnya Tuan kala penduduk negeri ini sedang dirundung bencana
Andai begini pula besarnya perhatian Tuan pada anak-anak negeri kita

Niscaya, semua perkata Tuan itu kan jadi begitu mudah dipercaya.


Temasek, 20 November 2006

(kesal membuncah dada membaca berita berjuta tanpa daya dipaksa berkorban papa demi seorang penguasa buta)

Thursday, November 16, 2006

Toleransi 2


Seringkali kita ributkan soal agama-nisasi yg dilakukan oleh pihak lain.
Wait! Tidakkah menyebarkan syiar Islam itu sendiri adalah bentuk agama-nisasi?

"Ya, tapi mereka kan pakai cara kasih indomie atau bagi2 duit atau bikin posyandu gratis biar orang2 yg kekurangan lantas tertarik... lantas menggadai akidahnya demi perut.."


Please.... Kalau memang mereka yg kekurangan itu adalah saudara2 kita.. sesama manusia seakidah; apa bukan KITA yg seharusnya membagikan indomie pada mereka?? mengeluarkan zakat mal kita untuk hidup mereka?? membuat posyandu demi kesehatan anak2 mereka??
Menarik Rasa Simpati.

Bukankah demikian seharusnya?

Zaman sudah berubah, Bung.

Orang-orang yg kita anggap 'target' agama-nisasi itu pun punya akal. Tentunya mereka bisa melihat jika ada "udang di balik batu".

Pun jikalau merasa mereka "seharusnya" tidak gampang tergoda untuk pindah keyakinan, tugas sesama muslimlah untuk menguatkan akidah mereka selalu. Pendidikan dan pemahaman.

Tapi mereka pun juga punya hati.. Ketika mereka lihat di saat mereka kesusahan justru orang lainlah yang datang menolong, sementara saudara2 mereka sibuk dalam urusannya sendiri, bergelimang kemewahan; apakah salah jika mereka lantas menemukan esensi ber-Tuhan yg mencinta sesama justru di tangan orang lain??

Coba pikirkan.. jikalau saudaralah yg sedang dirundung susah... pekerjaan susah didapat, anak putus sekolah, istri tak ada yg bisa dimasak... saudara meminta pada sesama muslim.. merekapun sedang susah...

saudara memohon atas nama Tuhan yg sama... dengan merendahkan harga diri saudara... tetap saja hanya tatap sinis yg diterima...

Lantas datang suatu kaum.. tanpa basa-basi membantu... mendirikan sekolah bagi anak saudara, mengajarkan etika pada mereka, membantu saudara berusaha, memunculkan kembali senyum di wajah istri saudara.. Apakah saudara tak kan tersentuh?

Sayang rasanya kalau sentuhan rasa simpati itu bukan datang dari sesama muslim.

Masih berhubungan dengan meletakkan diri kita di posisi orang lain, kenapa sih kita seringkali berdakwah dengan cara menjelekkan keyakinan yg berbeda?

Apa sih yg kita dapat selain hanya kepuasan semu diri sendiri?

Khotbah Jum'at contoh yg paling gampang.
Khotbah Jum'at itu setahu saya sejak jaman Nabi bersifat satu arah. Penyampaian pelajaran.
Seharusnya hanya hal-hal yg layak dipetik sebagai pelajaran sajalah yg boleh disampaikan.
Pun hanya orang yg memang pantas mengajar sajalah yg boleh menyampaikan.

Kalaupun memang mau melakukan perbandingan, paling tidak kuasailah dulu bahan yg akan dibandingkan. Bandingkan dengan fair. Kalau memang kelebihan VS kelebihan, kalau membandingkan kekurangan ya VS kekurangan juga. Fair. Adil.

Tidakkah kita merasa kesal jika kita sedang berada di Vatikan misalnya... di sebelah kantor kita ada tempat ibadah orang lain, sedang ada "khatib" yg ceramah disana.. isinya membanding-bandingkan dengan Islam.. menjelek-jelekkan... kesal kan rasanya??

Gondok kan rasanya karena bagi kita mereka itu tidak tahu apa yg diucapkan. Dan pasti pingiiiiiii..nn rasanya hati datang kesana turut menyanggah pendapat itu.

Sama. Letakkan diri kita di posisi orang lain.

Kalau kita berada di semua posisi diatas tadi banyak-banyak bersabar saja rasanya sambil menahan dongkol dan kesal. Pun muncul pula kesan buruk terhadap pihak yg menghina. Kadang pukul rata ke semua kaum tersebut.

Nah, kurang lebih begitu pulalah perasaan mereka-mereka kaum minoritas yang berbeda keyakinan di tengah2 kita ummat Islam ketika mendengar ceramah2 yg sifatnya membanding-bandingkan.
Ceramah-ceramah yang sayangnya seringkali tidak diikuti keluasan pengetahuan penceramahnya... seringkali menjurus ke arah menjelek-jelekkan..

Saya tak yakin praktek seperti ini ada contoh sunnahnya.. tapi saya berani bilang, kalau hal ini memang boleh dilakukan pasti sudah sejak dulu Nabi lakukan.

Tidakkah kita akan merasa bangga ketika orang-orang berbeda keyakinan merasa nyaman, aman dan tenteram hidup di tengah-tengah mayoritas ummat Islam?
Tidakkah justru hal ini juga bersifat dakwah yang jauh lebih efektif?

Seharusnyalah kalau memang kita merasa diri Ummat terbaik, kitalah yg lebih peka.
Seharusnyalah kalau memang kita Ummat yg patut dicontoh, kitalah yg lebih bijak.
Seharusnyalah kalau memang kita Rahmatan-Lil-Alamin, kitalah yg menumbuhkan rasa aman.

Dalam ajaran Hindu-Bali ada yang disebut dengan Tat wam Asi. Kamu adalah Aku.

Ajaran toleransi.

Ketika kamu menyakiti aku, maka sesungguhnya kamu sedang menyakiti dirimu sendiri. Karena hidup adalah roda dan setiap perbuatan baik akan kembali pada pelakunya, sebagaimana tiap perbuatan buruk akan berbalik pada diri pelakunya.

Mudah-mudahan kita bisa belajar untuk menghargai sesama manusia.. bukan saja sesama saudara seagama.

Temasek, 15 Nov 06.

ps: mungkin akan membantu jika ummat Islam banyak berbaur dengan mayoritas lain yang bukan penganut Islam, supaya berpengetahuan akan perbedaan, atau belajar dari rasa bingung harus bagaimana menyikapinya tanpa melanggar agama dan insya Allah akhirnya bisa membuka mata bahwa dunia tak hanya sebatas tempurung kelapa.

Wednesday, November 15, 2006

Seharusnyalah Kita Jauh Lebih Toleran

Berhembus lagi angin dari rumah membawa berita.. bahwasannya terulang kembali perusakan rumah-rumah suci... bahwasannya tak tenteram lagi hati bagi mereka yg berbeda religi..

Dalam hal toleransi ini.. terus terang sebagai muslim saya agak bingung..
Hemat saya, orang-orang Islam itu seharusnya jauh lebih toleran terhadap perbedaan.
Kenapa?

Pertama, karena kita harus sholat 5 waktu.
Suatu hal yg seringkali kita jalankan by taken for granted di negara kita--yang kebetulan banyak orang muslimnya.

Tapi coba bayangkan bagaimana rasanya sampeyan sedang di negeri orang tiap mau sholat kesulitan untuk mencari air guna bersuci, kesulitan mencari tempat yg bersih untuk membentang sajadah, atau bahkan kesulitan untuk minta diri dari kerumunan/meeting/kerja/dagang? susah kan..

Seringkali keadaan memaksa kita untuk meminta pengertian orang yang berbeda keyakinan supaya rehat sejenak demi menunaikan sholat (5 kali loh dalam sehari...!), atau minimal meminta pengertian dari pandangan mata ketika kita terpaksa sholat di pojokan tempat terbuka. Meminta pengertian.

Kemudian yg terbayang di benak... "Wah enaknya kalau ada mesjid disini."
Nah, kalau begitu kenapa kita justru melarang orang lain membangun tempat ibadahnya?
Bukankah mereka juga merasakan keinginan beribadah yang sama...
Memberi pengertian.

Kedua, kita juga diwajibkan untuk memakan makanan yg halal. Kebayang gak sih sampeyan jauh dari tanah air lantas kebingungan mencari tempat makan? ada juga tapi syubhat.. atau terpaksa ikut makan lantas baca Bismillah dan berserah diri pada Tuhan..

Seringkali kita terpaksa meminta rekan seperjalanan yang berbeda keyakinan untuk mengalah mencari tempat makan yg halal atau setidaknya 'netral'. Meminta mengalah.

Kembali terbayang di benak... "Wah enaknya kalau banyak komunitas muslim disini yg buka warung.."
Hmm, kalau begitu kenapa melarang orang lain membuka restoran yg sesuai selera mereka?
Bukankah mereka pun rindu memakan makanan mereka...
Belajar mengalah.

Ketiga, kita seringkali gampang marah dan tersinggung ketika diajak makan oleh orang lain yg berbeda agama dan ternyata terhidang daging babi misalnya.. Tuduhan yg terlontar biasanya bahwa hal itu disengaja... bahwa memang mau menjerumuskan... masa tidak tahu, sih.. Kita meminta empati.

Tapi kalau boleh saya bertanya...
Pernahkah saudara membawa seorang rekan yg beragama Buddha makan di rumah dan saudara hidangkan makanan daging? Seberapa tahukah anda soal agama orang lain?

Bahwasannya penganut Buddha adalah vegetarian? atau bahwa penganut Hindu berpantang makan sapi? Bahwasannya vegetarian sejati Buddha tidak makan sama sekali makanan mengandung bawang merah dan bawang putih?? (hayyo loo...)

Tidak tahu? Wajar. Karena itu bukan agama anda.

Nah, logika yg sama akan terpakai ketika anda yg ada di posisi mereka.
Adabnya memang Tuan Rumah/yang mengajak yang bertanya pada yg diajak apakah ada pantangan makan? Tetapi kalau sahabat kita lupa bertanya, dan terhidang sudah itu makanan apakah lantas kita harus marah dan menuduh macam2? Tidak.

("Lah? mosok lantas dimakan??")

Hehehe.. ya tidak. Dihindari. Caranya yg sopan. Dengan Empati.

Setelah sekian banyak "berhutang" kepada orang-orang lain dari keyakinan berbeda tidakkah sudah sepantasnya kita pun berbuat sama pada mereka ketika kita yang menjadi tuan rumah mayoritas?



----------------------------------

Monday, November 13, 2006

Supir Taksi

Semalam aku naik taksi dari bandara ke rumah.
Iseng-iseng bincang-bincang dengan Uncle supir taksinya yg begitu tahu penumpangnya baru touchdown dari Jakarta langsung ajak bicara soal Indonesia.

Cerita punya cerita rupanya Uncle ini punya istri orang Indonesia (sebuah kisah standar dan sangat biasa di negara pulau ini), cuma sekali ini aku terusik juga buat tanya lebih jauh.

Iseng saja sebetulnya karena sudah berkali-kali aku dengar supir taksi yg cerita bagaimana 'kisah' mereka pergi ke kota-kota Indonesia sekitar hanya untuk mencari istri. Yang lebih edan lagi malah ada satu supir taksi Melayu turunan India yg logat bicaranya kayak Kadir pelawak madura kita itu yang nodong nyuruh nyarikan istri buat dia. (jangkrik.. emangnye gue papih? :D)

Balik ke si Uncle ini, pas tak tanya kenapa kok banyak pria2 Singapur yg nyari bini ke Indonesia. Enteng aja dia jawab, "now is cheap mah.. old time they're so proud, never look at us mah... now we can get wife mah..."

Indonesians are cheap nowadays.
Shit.

Begitu rendahkah harga kita di mata tetangga? sementara dalam negeri sendiri perempuan Indo tak juga dihargai..

Jadi termenung... setelah jadi bangsa yg menjual semua kekayaan alamnya untuk ditebus dengan hutang, lalu menjual harga diri anak bangsanya dengan jadi pembersih kotoran anak majikan, apa nantinya bangsa ini juga meminta perempuan2 anak bangsanya untuk menjual kehormatan mereka?

Entahlah.. mudah-mudahan tidak.


(7 Maret 06)

Wednesday, May 24, 2006

Adakah

Ada dua puisi saling balas-balasan, dari dua orang teman..
yang satu sedang jatuh cinta, yang satu lagi sedang gondok sama boss-nya..
huahaha..

monggo..


"Adakah"

Lihatlah jari jemariku yang menari
Coba telusuri seluruh dawai gitar ini
Salurkan nada-nada yang terngiang di kepala
Dari mayor ke minor membentuk irama


Menghamili jemari ini dengan inspirasi
Melarut dalam emosi
Terhanyut dalam melodi


Kulantunkan bait demi bait
Kutulis merangkum resah dan rinduku
Lihatlah bulan dan bintang di langit
Mereka pun turut bernyanyi dengan syahdu


Adakah hatimu tergugah
Melirik dan bersedia singgah
Untuk bersama mengukir kisah



Gubuk 02.08

(Puisi milik seorang teman - Denmas Tunggul yang sedang jatuh cinta. Weeeesshh.. muantepph rek!)

--- dibayar kontan oleh Denmas Wedush nang Ndubai.. lagi gondok karena cintanya pada sang Boss ditolak mentah2 (wish duwe rabi jeh, cuk.. iku bossmu..)

ketika asa datang
melambungkan hati
setiap kata adalah mutiara
setiap pandangan adalah kasih
menari dalam gelombang alunan merdu semesta
menangkup pagi dalam kerinduan


sang dewi
adakah hati akan bicara ?


:D

Monday, May 22, 2006

YM memang emmooyy...

~ "Wanita-mu titip rindu."

* "Iya, aku juga kangen banget sama dia..
melebihi kangen menggebu-gebu kala ABG dulu."

* "Kangen yg dulu langsung hilang setelah bibir menerima kecupan.
Kangen yg sekarang gak pernah bisa hilang oleh beribu kecupan sekalipun."

~ "Hehehe.. Kangen yang sekarang ada di dalam hati ya?"
"Dia gak kemana-mana kok."

~ "Begitupun kamu...
Semua berada di tempatnya masing-masing."

~ "Di dalam hati masing kalian masing-masing.."



Tumasik, 22 May 2006
[ Thanks Rudy buat YM-nya.. ;) ]

Saturday, May 13, 2006

Indonesia

Dari rumah kontrakan ke Gambir naik Bis kota yang berhenti di tiap halte. ada AC gak pake kenek, gak pake jubel2an. Nyaman.

Gambir.
Stasiun yang rapih. Bersih. Teratur.
Gak ada porter yg berebutan karena dari ujung depan sudah disediakan eskalator baik yg naik/turun maupun yang mendatar.

Antri karcis jelas. Jumlah tiket tersisa dipampang jelas di papan elektronik yg nyambung dengan komputer pengatur pesanan. Real time info.

Naek kereta deh ke Lampung. lewat tangerang kereta (yang namanya tidak lagi berbau2 budaya salah satu etnik saja) jalan di hamparan padi2 dan sawah menghijau. Gak ada bunyi berisik dan gak ada goyang yg berlebihan. wong keretanya pakai listrik dan sambil jalan dia muter kumparan buat bikin medan magnet buatan yg ngambang di atas rel. gak ada energi terbuang percuma. nyaman.

Sampai di Cilegon, keretanya nyelem.. slup.. masuk ke terowongan buatan menghubungkan ke pulau Sumatera. weh... teknologinya harusnya sih canggih soalnya ada anak krakatau disitu..
memang hebat insinyur2 putra bangsa ini.. sehebat hacker2nya yg merajadunia.

Gak sampai 2 jam perjalanan yg nyaman dengan pramugari yg ramah bermuka manis (tak perlu wajah manis. yang penting muka manis mau senyum) dan hiburan tak putus dalam kereta. film, majalah, game, toilet yg tak bau pesing dan tak bolong langsung ke rel.. sampai deh di Lampung. Provinsi terujung selatan Sumatera.

Kereta timbul lagi di permukaan. Melewati hamparan kebun sawit di kanan-kiri, bukit kapur yg ditambang pakai hati dan pikiran, perkampungan nelayan yang perahu2 motornya canggih punya. Rata2 rumah mereka berparabola, anak2nya kuliah di universitas untuk melanjutkan kerja orangtuanya dengan cara yg lebih maju. wuih..

Tak lama, kereta pun masuk stasiun Tanjungkarang. Modern. Bersih. Teratur.
pengumuman disuarakan di speaker kereta supaya penumpang bersiap2. semua terencana. semua terjadwal. tidak ada petugas yg membangunkan dengan cara menarik bantal yg disewakan atau dengan menarik selimut dari penumpang yg belum sadar betul.

Keluar stasiun, senyum ramah pramugari kembali melepas di pintu turun.
Keluar stasiun, gampang.. cukup loloskan lagi kartu magnet yg tadi kita dapat waktu beli di loket Gambir. di luar petugas stasiun berseragam dengan senyum ramah, pakaian berdasi dan bukan berpangkat/emblem/tanda jabatan ala militer menyambut... "Selamat Datang di Tanjungkarang."

Taksi antri dengan rapi, tanpa perlu serobot sana sini. Yakin pasti bahwa rejeki sudah diatur oleh Tuhan. (tidak seperti sekarang, kalimat sama sering terucap tapi jarang terlihat dan terasa)

Wajah ramah supir taksi yang orang Sumatra (di waktu ini sudah lazim nih) terlihat menyambut.. "Selamat sore, Bu.. Mau kemana?" Tujuan diucapkan argo ditekan, taksi pun meluncur..

Semua penuh keakraban. semua penuh rasa menghargai. tanpa mesti ada iri hati pada penumpangnya yang lantas dilampiaskan dengan rute putar-putar, menyupir seenaknya, atau uang tips 'ikhlas' dari kembalian.

("Situ kan orang kaya, gapapa dong kembaliannya buat saya.")

iddih.. dimarahin Nanto lo ntar.. sejak kapan yg naek taksi pasti orang kaya? orang yg lagi butuh buru2 iya!!

Waaaah... sampai di rumah yg masih ada pohon hijaunya. kedengaran suara burung berkicau tanpa takut ditangkap dijual atau ditembak terus digoreng di warung pecel lele.. :D

eh, tumben nih air nyala 24 jam sehari di lampung. tumben juga listrik tidak mati tiap 2 hari sekali... aahh... nyamannya...

Lamaaaaa saya berpikir, seharusnya memang begini Indonesiaku.

sayang, Emak sudah mukul2 kaki nyuruh bangun.. sholat subuh...

Ngimpi lagi deh.... kapaaaaan jadi kenyataannya yah.. :(

Friday, March 24, 2006

kisah si kucing kura

ternyata...
modal cinta saja tidak cukup...

Tuesday, March 07, 2006

Kawin

Aku pengen kawin.
Lah? siapa yg ndak toh?

hehehe..

Mungkin memang demikian siklus yg dikehendaki Doi yah?
karena dengan kawin/nikah kita bisa belajar saling menghargai
(dengan pasangan)

karena dengan kawin/nikah kita bisa belajar dari anak2 kita
Saat kita mendidik anak2 kita, disitulah orangtua akan turut pula belajar
Belajar dari si anak soal hal-hal sederhana, belajar untuk tidak bohong saat kita menghendaki anak untuk tidak bohong, belajar untuk jadi orang baik saat kita menghendaki anak kelak mencontoh kita dengan berbuat baik,

Juga yg paling penting menurutku, saat kita berkeluarga dan punya anak
disitulah kita belajar betapa banyaknya dosa dan hutang kita pada orangtua..

Seolah2 setiap saat hati kita menahan kesal, setiap gemertak geraham kita menahan sabar, setiap malu yg timbul di hati saat anak kita menangis rewel di tengah2 perjalanan bis antar kota, setiap lelah dan kantuk pada mata ketika terbangun malam oleh anak kita itu adalah apa-apa yg dahulu kita berikan pada orangtua kita. Di kala kita kecil.

Betapa susahnya mereka akibat kita dahulu.. Betapa malu yg kita berikan pada mereka saat kita menangis keras-keras di tengah pasar sambil menunjuk2 mainan yg mungkin harganya bisa menghabiskan uang belanja hari itu..

Betapa malunya mereka ketika harus menghadap guru dan orangtua teman sekelas kita yg mungkin bengkak matanya patah tangannya gara-gara ulah kita sehari sebelumnya..

Tapi semua itu tak pernah berbalas selain dengan rasa sayang, dengan tangan yg tulus mendoakan, hati yg bangga penuh harap pada anaknya..


Tak sampai sedetik kemudian biasanya di benak kita terbeber terpampang semua kelakuan kita pada orangtua sebagai balasan semua kebaikannya itu...

Semua tatap mata benci saat keinginan kita dilarang, cibiran meremehkan saat orangtua menyarankan suatu hal yg bagi kita 'sudah ketinggalan jaman', perkataan penuh sombong menggurui saat orangtua mengemukakan pendapatnya soal jurusan kuliah atau pilihan pekerjaan untuk menjadi pegawai negeri misalnya, semua teriakan marah dan kesal ketika orangtua memilih melindungi kita dengan memaksakan cara yg kita tidak suka tapi di kemudian hari kita sadari kebenarannya..

Saat itu barulah diri buruk sadar betapa tak terbalasnya budi dan kasih orangtua pada kita.
Betapa banyak kita sakiti hati mereka. Betapa kurangajarnya diri buruk ini membalas budi..


Hmm... :(

Sudahkah anda menanyakan kabar orangtua anda hari ini?
Sudahkah anda meminta maaf kepada mereka hari ini?
Sudahkah anda tunjukkan rasa sayang anda pada mereka sebagaimana anda tunjukkan rasa sayang anda pada Istri dan anak2 anda?

Sudahkah anda penuhi janji untuk mengurus mereka ketika mereka tua nanti, sebagaimana mereka urusi anda ketika anda masih bayi..

Ya Allah, tolong bantu kami mengurus orang-orangtua kami di saat mereka renta
berilah kami keikhlasan melakukannya
berilah kami kesabaran menjalaninya
jauhkanlah sombong, dengki, dan kesal dari hati kami ini
karena kami tahu tanpa mereka kami bukanlah apa-apa,
tanpa mereka kami tidak akanlah menjadi siapa-siapa

Amin.


Anson House, 7th Fl
7 March 2006 - Kangen Emak dan Aki

"When you have a last word on a quarrel with your love ones, dont end it with bad words.
Because you'll never know when you will be able to talk with them again."

Tuesday, February 07, 2006

Kesal.

Sudah hampir sebulan kehebohan yang ditimbulkan sekumpulan karikatur yang melukiskan secara satir tentang Nabi Muhammad SAW melanda negara-negara dunia. Karikatur yang diterbitkan 30 September 2005 oleh Jyllend-Posten Denmark ini awalnya dimaksudkan untuk menyindir kekangan atas kebebasan berbicara karena syahdan mendengar dari seorang pengarang Denmark, Kare Bluitgen, bahwa ia tidak bisa menemukan seorangpun yang mau menggambar Nabi Muhammad untuk buku karangannya. Tidak ada yang mau menggambar karena takut akan reaksi dari kaum muslimin. (bahasa asli dari wikipedia: Mereka tidak berani menggambar Muhammad karena takut akan terancam oleh serangan dari ekstremis Muslim).

Menurut saya, seseorang tidak perlu jadi ekstrimis kalau sekedar untuk membela keyakinannya.

Atas alasan tersebutlah koran Denmark itu menerbitkan karikatur yang bukan hanya melukiskan tetapi juga memperolok Nabi Muhammad. "Untuk menunjukkan bahwa kebebasan berbicara berlaku bagi siapapun, Muslim maupun Non Muslim." Begitu katanya.

Kebebasan berbicara yang diusung oleh pers barat selama ini sungguh aneh rasanya. Mau menulis apa saja soal apa saja, Tuhan, gereja, Yesus, Muhammad, Islam, Kristen boleh. Asal tidak mempertanyakan soal dosa masa lalu Eropa, asal tidak mempertanyakan kenapa kebijakan Barat yang merugikan orang lain tidak disebut penjajahan hak.

Ketika presiden Iran mengungkapkan pendapatnya tentang holocaust, semua kutukan kecaman, ancaman, boikot bahkan ungkapan akan perlunya Iran "diduduki" muncul dari semua pihak (di barat). Seolah-olah haram untuk sekedar mempertanyakan tentang holocaust sekalipun.

Lah, sekarang kenapa penggunaan yang sama terhadap Muhammad sebuah figur yang jelas-jelas disucikan oleh umat Islam, jelas-jelas dinyatakan tidak untuk digambar apalagi diperolokkan; kemudian menuai reaksi yang sama (kecaman, boikot, ancaman dst) kenapa tidak boleh??
Kenapa umat yang mempertahankan kehormatannya malah dicap bodoh, kolot, ekstrimis, tradisional, tidak mengerti hak-hak kebebasan???

Saya jadi mikir.. apa iya yang namanya kebebasan itu berarti kita bisa memaksakan suatu yang kita yakini sehingga menyinggung keyakinan orang lain?

Bebas-bebas saja menghina meludahi tulisan nama/foto ibu seseorang di depan yang bersangkutan, misalnya. (Wong yang namanya nama itu universal kok, wong foto itu diambil pake kamera si penghina kok. Kebetulan aja sama persis sama nama dan muka ibu kamu.)

Apa iya seperti itu?

Bahwasannya minoritas atau mayoritas semua gak boleh marah/tersinggung/kecewa kalo ada pihak yang melecehkan keyakinannya. Wong hak berpendapat kok. Bebas aja.

Apa emang gitu ya?

Trus kemana yang namanya pikiran untuk berempati, kemana yang namanya menghargai hak orang lain untuk tidak diusik atau dihina??

Kalau mau adil, pertanyaan ini layak pula direnungkan di komunitas dimana umat islam mayoritas.

Terusterang ada hal yang bikin saya lebih kecewa lagi, sebagian rekan yang selama ini saya kagumi pendapat-pendapatnya; yang seringkali mengkritisi sebagian umat Islam yang memang terkadang lebih memakai bahasa kekerasan, rekan-rekan yang selama ini menyatakan mendukung hak-hak minoritas yang begitu cepatnya menulis di blog mereka seketika ada seujung kuku peristiwa sekalipun, kini diam. DIAM bungkam seribu bahasa.

Mungkin lupa, minoritaslah yang menjadi korban di Denmark, Norwegia, Prancis, Spanyol ini. Minoritaslah yang sekarang sedang dirampas haknya untuk mempertahankan keyakinan. Minoritaslah yang kini sedang dihina dan diperolokkan.

Kemana ya rekan-rekan saya itu? kok tumben tidak ada tulisan apa-apa..

Mungkin sedang berpikir menyiapkan tulisannya kali yah. Supaya imbang dan tidak berat sebelah. Mudah-mudahan lah..

Sungguh susah rasanya sekedar hidup menjadi seorang Muslim sekarang ini.


"Karena kami melakukannya dengan perahu-perahu kecil, sedang kalian dengan kapal-kapal besar; maka kamilah bajak laut dan kalianlah penguasa?"
-seorang kepala suku Galia pada Julius Caesar

-----------------------------------------------------------

Mohon maaf kiranya kalau tulisan ini tidak membawa faedah apa-apa. Hanya seorang awam mencoba mengungkapkan pendapatnya.

Thursday, February 02, 2006

Negeri "Semut Hitam"

satu purnama di Spore,
yang katanya negeri "Singa"

tapi kayaknya ... lebih tepat...
negeri "Semut Hitam"

berbaris tiap pagi dalam keteraturan
keluar dari liang-liang MRT station
sore hari berbaris kembali dalam keteraturan
menuju liang-liang MRT station

seperti sekumpulan "Semut Hitam"

keteraturan yang terbentuk dengan sempurna

tapi ... bukankah kadang itu membunuh ?
bukankah ketidak sempurnaan membuat kita belajar & dewasa ?

ahh entahlah..
nyatanya "Semut Hitam" ini hidup makmur & aman
jauh dari negeri kita yang "Meriah"

tapi sampai kapan ?
sanggupkah bertahan dalam sebuah "Keteraturan" ?

Oud Metha Road
Bur Dubai
Dubai - UAE


(Eka Ramdhani "Wedush" Yugi, 2/1/2006)
sebulan training di singapur, gak iso jalan2.. gawe trus..blas... :D
melas... hehehehe

Wednesday, February 01, 2006

Tahun Baru Lagi

Selamat Tahun Baru Hijriyah 1427, yah semuanya..
Semoga Tahun ini jauh lebih baik.

Semoga perbuatan buruk jauh berkurang
Semoga perbuatan baik jauh bertambah
Semoga di tahun ini setiap perbuatan lahir dari pemahaman pikiran
Semoga tak ada lagi gerak kosong sekedar gugur kewajiban
Mudah-mudahan Ia tumbuhkan semangat mencari pengetahuan pada kita semua
Amin.

Semoga pula tercapai semua keinginan
Semoga tak terulang semua dosa dan kesalahan
Semoga Dia berkenan mengampuni khilaf kita di tahun sebelumnya
Ampuni dosa kami ya Rabb....


Selamat Tahun Anjing Api, buat yg merayakan Lunar New Year.
Gong Xi Fa Cai.

May you all have a fortunate and prosperous New Year ahead.


Salam'alaikum.
-doverwhite-

Thursday, January 19, 2006

pengen...

Ini berapa hari pusing sekali.
Tiga malam begadang ngerjain project yg susul menyusul.

pengen rehat. pengen apa yah?
hm.. kadang2 kalo lagi tenggelam di kerjaan dengan otak lemas terhisap begini suka lupa hal-hal lain di luar cubicle 1,5 x 1,5 m ini.

mm.. pengen ikutan aikido (dari pertama dateng gak jadi molo!), pengen ke zoo (hihihi.. inget si gita..), pengen pijat (mahal banget!!! GGGRRHHH...), pengen nongton bioskop (sstt.. lagi ada Le Grand Voyage.. ;)), pengen beli xbox trus di-mod (huh! sekarang udah keluar xbox 360 tauk!), pengen olahraga saban wiken.. (hahahaha... puhlizzz... dont make me laugh!! hahaha), pengen apalagi yah...

oh! pengen ngajakin Emak sama Aki jalan2. hmm... yg terakhir ini prioritas kali yah.

Tuhan, tolong beri aku kesempatan untuk yg terakhir ini yah..
lapangkan jalan, mudahkan kesempatan, lancarkanlah semuanya.. Amin.

Nah, sekarang.. pengen lanjutin lagi tabel excel kuya yg bikin mata jadi punya kemampuan zoom ala mikroskop! huh..

(lama-lama ini tabel excel keliatan cakep juga yah... apa tak pacarin aja ni tabel sekalian.. hekekek)


*posting ndak jelas (suka2 dong! wong blog sendiri kok :p)

sebetulnya ada pengen yg lain sih.. hehehe..
iyah pengen ketemu kamu. Iya kamu.
ayoo... jangan pura-pura gak liat gitu deh.. hehehe...
eh. jadi tersipu-sipu...
hihihi.. Miss you, My Santy.. :*

Thursday, January 12, 2006

Undo

When shits happened..
Sometimes you wish that life has an Undo button.

The greatest human invention that even god forgets*..


(09 Jan 06, 1:13 am)

*Bung Ari punye kate..

Monday, January 09, 2006

Idoel Adha Poenja Tjerita

Soeatoe arie di pengoedjoeng ijk poenja masa koelia di universitet Padjadjaran van Daendels Djatinangor Darussalam, alkisa itoe ijk poenja roema asrama tempat indekoost itoe adala menaroe satoe mesdjid ketjil di dia oerang poenja pekarangan depan itoe. Itoe mesdjid aga'nja satoe satoenja simboel adanja idoep beragama di itoe alaman, dikarenaken djarangnja ijk dan teman teman dahoeloe mengoeroesinja. Apala lagie boeng Koeaingdikambingkeunsiahbeul jang djoega meroepakan sala sorang ijk poenja senior di masa djajanja dahoeloe adala soerang penanam tjoengkoek itoe gele alias daoen nerakah poenja taneman di pot pot ketjil jang seringkali dipanen terlebi doeloe ole tetangga dan boekan ole jang poenja! huahahah

Ini asrama poenja gaia agak agakla adjaib bentoeknja, itoe bilik bilik berdjedjer sebla menjebla satoe dengen jang lainnja. Djadie kita oerang poenja pintoe pintoe kamar itoe bole langsoeng liat itoe mesdjid poenja tempat sembaiang. Djaoe agak ke sebela kanan itoe ada amparan sawa jang penoe padie padie mengidjoe kadang mengoening gigie poen... dan tepat di sebela depan ada itoe empang jang dia poenja airnja biroe...eh, tjoklat (inget ini boekan kisa kisa ala pangeran djaman dahoeloe kala, boeng!).

Itoe arie di malem sebloom tibanja itoe arie raia Idhoel Adha, ijk dan temen temen sesama peladjar itoe ilmoe politiek fakultie ada satoe partij ketjil ketjilan dengen itoe karambool poenja permainan dan barang satoe doea piring oebi djalar bakar en gorengan atawa rijsoles itoe sambil kita semoea asjik bergitar gitar atawa sekedar satoe doea oerang berdeklamasie poen..

Alkisa, kita semoea pergie tidoer loemajan laroet. Koerang lebie soeda liwat itoe djam koekoek berboenji doea kali.. Koekoek.. koekoek... ZZzzz... itoe ana' ana' semoea soeda bergelimpangan dengan zonder maloe2 lagie di dia oerang poenja kamar ataoe boekan poen... pakai tjelana atawa zonder tjelana poen...

Ijk sendirie waktoe itoe soeda poela tidoer dengen gantengnjah di ijk poenja kamar indekoost di itoe roema asramah poenja lantai dasar.. tepat beradepan itoe ijk poenja pintoe kamar dengen itoe mesdjid..

Di tenga tenga terlelapnjah ijk tidoer tiba tiba terdengarla satoe itoe gedoeran keras soenggoe di ijk poenja daoen pintoe. Boek.. Boek.. Boek..! OOooiiiiiyy... bangoennn...!!!
Godverdomme!!! maki ijk dalem atie.. ini siapalagie machloeknjah jang tjarie gara gara di ini pagie jang tjerah poen...

waktoe ijk boeka itoe djendela poenja tirai ternjatah itoe adala ijk poenja temen si Sting van Srividjaja toeroenan Arab kampfrettt... begitoe dia liat ijk poenja moeka moentjoel dia oerang langsoeng itoe kaboer ke atas menoedjoe dia oerang poenja kakoes sekaligoes kamar mandie.. Diantjoek!! Ijk bloom lagie sempet maoe makie makie poen...

Mingsih kesel.. ijk boeka ijk poenja pintoe dengen niatan oenttoek itoe treeak sadja ke dia oerang poenja poenggoeng.. Wooooiiiiiiii koeampfreeeeettttt !!! kenaappaaa jij oerang bangoen bangoenkan ijk lantas kaboer begitoe sahadja poen..!! Dddjjiiiiaannggkkriiikk...!!

Waktoe ijk selese itoe djerit djerit sepenoe atie... baroela ijk sadar soal apa itoe jang bikin ijk poenja kawan kaboer terbirit birit poen... ternjatah mesdjid depan roema soeda poela penoeh dengen itoe oerang oerang jang maoe sembaiang iedhoel adha.. dan itoe oerang oerang memandang penoe takdjoeb pada sorang machloek dengen ramboet gondrong kriwiel atjak atjakan jang masie ada itoe bekas iler di pipienjah en treeak treeeak bikin gegeer itoe pak adjieh jang lagi asjik masjuk bertakbir... Astaghfiroella.. eta boedak.. koenaon nja'... karoenja eta..

Asem... ijk djadie maloe.. mana kalaoe ijk maoe ke ijk poenja kamar mandie itoe haroesla lagie liwat itoe pemandangan oerang oerang jang soeda doedoek manies maoe sembaiang... bener bener nasib sial jang kliwat liwat... djadila sambil mena'an ijk poenja kemaloean jang sangat besar itoepoen ijk beraniken sadja tjengengesan sambil liwat ke ijk poenja kakoes en sekaligoes mandie kilat poen.. (oentoeng semalam tida ada pesta bokep toniill djadie ijk tida perloe itoe mandie djoenoeb...)

soeda soeda kita oerang ramai ramai terbirit birit itoe poen ternjata tetep poela moentjoel telaat ke itoe mesdjid poenja atjara besar! itoe sembaiang soeda maoe dimoelai ole itoe dia poenja imam masdjied jang tiada boekan adala satoe satoenja machloek penghoeni asramah jang tida ikoet itoe pesta lekker tadie malam dan taoe taoe ini ada gerombolan apejoongen* iang tergopo gopo larie ke itoe pelataran sambil bawa2 mereka oerang poenja tiker sembaiang padaal mereka poenja roema itoe jang paling deket tjoema sepelemparan sweempaak dari itoe mesdjied!!! Godverdomme..! moeda moedaan Toehan ampoeni itoe ana' ana' poenja kalakoean..

Hoahahahaha...

Selamat Iedhoel Adha Boeat Kowe Oerang Smoeah!


*Ape - beroek/kera
Joongen - moeda

Wednesday, January 04, 2006

A slap on the face Or A kiss on the lips?

+ I want to take you in my arms..
+ will you let me do it when I take you into my arms?

- wait until you dare to take me to your arms, then you'll know the answer..

+ hmm...would it be a slap on the face?
+ or ... a kiss on the lips?

- ..............

+ whichever it is, it's the price a man has to take..
+ for which, the prize is worth the risk...

- Nuts!




(7th Fl. Anson House, 4 January 2006 11:55 am)