generated by sloganizer.net

Thursday, December 16, 2004

Princess of your life

Once in a calm light of bluemoon
There comes a princess of your life
Walk in beauty like the night
Of most heaven praise and adore
Of all princes and kings kneel their armors before

Way is yours o'my beloved friend
Either to surrender or defend
For heart can't and will never lie
When love and life forever tied.


(Pejompongan, 15 Dec 2004 11:06 am)

Tuesday, December 14, 2004

The Freeze of Love and Leave

Two loves diverged in aloof.
Of trust and doubt,
Of wills and fears.

Be one lover, long I stood.
Sinking and thinking and sinking and thinking..
Finally a thought o'mine come to woof

Of leave and be left shall I choose.

Two loves diverged in aloof.
and be one lover, here I finally stood.
For leave and be left that I eagerly choose.


(Pejompongan, 13 Dec 2004 23:30WIB)

*Robert Frost---Thanks ;)

Monday, December 13, 2004

Nanto tentang Seno Gumira Adji Dharma

Cinta bagaikan sepotong senja
Indah, sekejap, dan pasti berlalu

Ya, cinta bagaikan sepotong senja


(Nanto Sriyanto dalam sebuah percakapan di Dago Timur)

Sunday, November 28, 2004

Seucap Do'a bagimu Kekasihku

Bismillahirrahmanirrahim.

Dengan rembulan purnama Parijs van Java sebagai saksinya,
malam ini kuyakinkan hatiku untukmu.

dan hanya untukmu.

sampai maut datang memisahkan kita berdua.

sampai tiba waktu mempersatukan kita di valhala.

Amin.

Tuesday, November 23, 2004

Buseeeeettt.......!

Gak sengaja baca tulisan gini:

"cowok itu emang pada dasarnya bajingan
tinggal ada kesempatan atau enggak
yg alim2 itu bisa jadi cuma gara2 gk ada kesempatan aja"

Huahahaha.. mantap kali memang.

tapi kalau dipikir2 kayaknya emang bener juga.

kalo ada kesempatan mah sama aja semua!

hihihi.. mohon maaf untuk over-generalisasi ini..

Monday, November 22, 2004

Ketika Tiba Saatnya

Manakah kan kau pilih ketika tiba pertanyaan itu

Adakah kedua orangtua yang masanya padamu
telah terukir di waktu lalu

Ataukah istri dan anakmu yang masamu padanya
kan terukir di waktu yang akan datang

Manakah kan kau pilih...?


(Tanjung Karang, 18 atau 19 November 2004)

sebuah cinta yang tak sampai

di beranda biru itu ku kan menunggu

di hari yang sama bulan yang sama setiap 10 tahunnya
aku kan selalu disitu menunggu hadir sosokmu

hingga datang ajal menjemputku


(Tj.Karang, 18 Nov 2004, 00.33 WIB)

*terinspirasi dari "Detektif Conan" #39

Thursday, November 11, 2004

Idul Fitri 1425 H

Selamat Hari Idul Fitri 1425H bagi yang merayakan.

Mohon maaf lahir dan batin untuk semua.
Atas kata yang terucapkan dan tidak,
Atas tindakan yang tak pantas ataupun tak terlakukan,
Atas hati yang tersakiti dan terzhalimi,
Atas dosa pikiran yang menghakimi,

Terutama atas tulisan-tulisan yang mungkin tak banyak
memberi arti selain kekesalan di hati.

Mohon maaf dari diri yang paling dalam.

Mohon kiranya dianggap permohonan maaf ini untuk semua
kesalahan lalu yg mungkin terlupa diri ini memohonkan maafnya.

"Dari-Nya kita berasal, dan kepada-Nya kita akan kembali."

-doverwhite-

Wednesday, October 27, 2004

kala datang badai yg dicipta sendiri

berdiri gamang memandang
melacak masa depan yg berbayang kabut
bertanya-tanya dalam hati selalu
adakah semua gerak ini terlahir yakin diri

melangkah ragu masuki bebayang
setengah hati terbuntal tinggal di belakang
dipenuhi cinta dimaksud jadi bekal

pedoman waktu tak lagi berarti
nurani kata hati diam hilang petunjuk
biasanya penuh rewel ia menyemangati

setengah langkah ragu tertahan
sementara ini adalah hidup dan mati, bung
kau tak lagi sendiri
langkahmu bukan lagi hanya kehendak hatimu
ada dua lagi yg terikut disana..

atau kau mau lari justru di saat seperti ini?
Kau yang peragu.


(Meja Kerja-Slipi, 27 Oktober 2004. 11:57 siang hari)

Coretan Buram yg Kosong

detik melahirkan hari
hari melahirkan tahun
tahun melahirkan masa
masa melahirkan beribu kenangan

....bagaimana mengubur kenangan yg terlahir?....:)

(Kandoe Maria dengan penggalan puisi dari Imel Olivia, 1 Agustus 2003)

gk tau mesti senang atau sedih..
senang karena Yang Maha Pengatur memberi kesempatan pada daku untuk pernah merasakan sejuknya kasih telaga sejati.. tapi sekaligus sedih karena Ia tak mengijinkanku untuk berlabuh di tepiannya..
hiks..

Jangkrik! kok jadi ragu2 lagi ya... kenapa selalu harus melalui proses ragu-yakin-ragu seperti ini berulang kali? kenapa gak bisa yakin saja selamanya? kenapa gak bisa tetap saja terus?????
:(

Kenapa??

Monday, October 25, 2004

Teman Lama

Teman lama. Ada teman yg gua kangenin banget nih.. Si Kuya ini punya hobi sama, bermotor. :D Anaknya asik. Tulus tanpa embel2, khas pergaulan sesama pejalan. Kalo istilahnya Nanto mah.. "Pergaulan ala Anak Nongkrong". Gak ada halangan materi, gak ada halangan status, gak ada halangan level pembicaraan, gak ada halangan intelektual. Hanya ada persahabatan. Tulus.

Beruntunglah kamu kalau dapat teman yg seperti ini. Teman yg benar-benar teman itu bukanlah teman di saat kita sedang senang. Bukanlah teman di saat kita sedang tertawa. Bukan teman di saat kita jaya. Tapi teman yg tidak berpaling saat kita susah. Teman yg berani maju membela di saat semua orang di dunia menyudutkan kita. Teman yg mengulurkan tangannya di saat semua orang lain pergi menjauh menutup hidung mereka.
A friend in need is a friend indeed.

Ceritanya teman satu ini sekarang bertugas di Sulawesi. Nun jauh di Kolaka sana. (yg bingung silakan buka peta). Dinas di Dirjen Anggaran dengan tetap pake hati nurani bikin doi tepaksa nyambi bedagang untuk bisa hidup dan nabung demi masa depan (mo kawin nih orang). Hehehe.. gua sama dia pernah sama2 nongkrong di seputaran GOR Senayan buat jualan sarung tangan kulit sama kaos. Hahahah.. lucu kalo diinget2.. mulai dari kucing2an sama satpam, diusir2in, en yg bikin ngakak ada orang yg malah nawar buat beli motor gua daripada beli sarung tangan dagangan!! Huakakakak....

Ini anak ulet. Segala hambatan dan kekurangan gak bikin dia jadi pemalas dan mengeluh. Semua energi negatif itu bisa dia transform jadi kekuatan. jadi motivasi. Gua bener2 kagum sama dia..

Hehehe.. belum lagi nih anak kayaknya punya semacam kutukan untuk selalu gagal dalam hubungannya dengan wanita! Huahahaha... mudah2an sama yg sekarang (terakhir?) ini enggak gitu ya, Bro?

Lama tak jumpa sama ini Kuya.. Eh, jebul2e kok nongol di prenster...!
huahahaha... jadi kangen gua.

Kapan ya bisa ngunjung2in dia ke sana. Apalagi denger2 jalanan sana aspalnya mulus2, lebar, dan sepi! Kumplit sama pemandangan indah pegunungan di sisi kanan dan laut menghampar di sisi kiri. sluuuuuurrrrpppppp........banget dah!

Ok deh Ton!! I will pay you a visit. One way or another, I will!! Hekekekek...

"Remember when sex are safe and Motorcycles are dangerous"

For Old Time sake, toast!

What Women Want?

+ Aku juga cinta kamu. Tapi aku bingung.
- Kamu sudah berubah!
+ Aku tidak berubah, aku sudah bilang kalau aku cuma bingung.
- Tapi kamu berubah! Dulu kamu tidak pernah bingung.
+ .......................
- Aku minta break! pisah!
Kita jangan ketemu-ketemu dulu.
+ Tapi aku kan gak bermaksud ke situ..?
- Aku-Minta-Break!!
+ Ya sudah kalau memang itu yang kamu mau..
- Huh! Dasar lelaki. Maunya enak sendiri!
+ Lah kok? Kan kamu yang minta break?!
- Iya, memang aku yg minta tapi gak lantas langsung kamu iyakan gitu dong! Huh!!
+ ?!?! #$&*??

(Pejompongan, 24 Oktober 2004. 10.45 malam)

Sunday, October 24, 2004

Sepasang Kaus Kaki Usang

Sepasang kaus kaki usang tergeletak pasrah di pojokan
Mengais sisa janji yg sepanjang hidup pernah mereka tepati

Sepasang kaus kaki usang tergeletak pasrah di pojokan
Berjanji dalam hati walaupun mentari tak lagi terbit esok hari,

Sepasang kaus kaki usang kan tetap setia sampai mati.


(Administrasi Negara I/27, 24 Oktober 2004. 10.26 pm)
*Pulang buka puasa bersama eksponen '95 nih... :D

Monday, October 18, 2004

Puasa (lemes?)

Bulan puasa itu ngantuk dan lemes...
Apa memang harusnya kayak gitu ya?
Hmm.. masa sih bulan puasa malah jadi menghambat kegiatan kita sehari-hari?
Bukankah jaman Nabi dulu ada banyak ekspedisi justru dilakukan di bulan puasa
Perang Badr malah berlangsung di bulan puasa di bawah siraman terik matahari gurun loh..!

Memang benar ya.. para ahli Badr itu benar-benar orang-orang terpilih..
kebayang gak sih gimana harus perang--membunuh, melukai-- tapi bukan atas nama nafsu mempertahankan diri tapi karena Allah. Semata karena harus berperang karena musuh di depan mata. Jangan lupa kalau perangnya itu sambil juga mengatasi tidak sebandingnya kekuatan tubuh yg berpuasa dengan musuh yg dalam keadaan segar-bugar. (mungkin kalau saat itu Nabi bisa memilih menghindarkan diri dari perang pasti jalan itu yg dipilih. Lah wong musuhnya 1000 orang lebih vs kekuatan sendiri cuma 313 orang!)

Balik lagi.. kebayang betapa beratnya berpuasa di jaman Nabi
sudahlah panasnya matahari gurun jauh lebih panas daripada matahari khatulistiwa
(yg ini pun kita udah ngeluh2 kepanasan.. padahal saban hari di gedung AC)
harus perang pula, sembari tetap menahan diri dari nafsu membunuh karena benci.

Subhanallah..
Malu rasanya.. bahkan bila kita berprofesi sebagai seorang yg harus bekerja keras di bawah terik matahari khatulistiwa pun rasanya tak pantas meminta dispensasi tak puasa kalau dibandingkan dengan teladan yg sudah ditunjukkan Nabi dan para sahabat di medan Badr.

Sayang rasanya kalau sebulan berpuasa tak ada pelajaran yg bisa dipetik, tak ada hikmah yg didapat selain cuma badan lemas, perut lapar, tenggorokan haus saja..

Sayang kalau cuma diisi dengan tidur (biarpun lebih baik tidur daripada berkata/berbuat yg tidak2), sementara waktu yg ada jadi terbuang percuma..

Sayang kalau kesan yg ada malah: ummat yg tidak efisien dan tidak menghargai waktu yang justru mendapat pembenaran demi melihat cara kita menyikapi ibadah2 yg ada (sholat 5 waktu yg dilakukan dengan berleha-leha mencuri waktu kerja, puasa yg dijadikan alasan untuk masuk kerja lebih lambat dan mengurangi jam kerja dengan tidur di mesjid demi berlindung pada argumen "tidurnya orang yg berpuasa adalah ibadah")

Intinya sih.. buat apa beribadah kalau akhirnya bertentangan dengan semangat ibadah itu sendiri (menjadi peka, menjadi orang yg lebih banyak merenungkan tindakan dan ucapannya, menjadi orang yg tidak menzalimi orang lain--termasuk menzalimi perusahaan dengan datang terlambat, istirahat panjang (tidur!), dan pulang cepat)

Sungguh kasihan kalau bulan puasa dijadikan alasan untuk semua ketidakproduktifan itu.

Akhirul kalam, baik rasanya kukutipkan sebuah sms dari seorang yg saya sangat sayangi..
"Kepintaran yang berlebih atau wawasan yg betul2 luas, tak ada arti kalau hatinya kurang peka pada sekitar"

Semoga kita bisa mendekat pada-Nya melalui cinta dan berbagi bersama ciptaan-Nya.


Friday, October 15, 2004

Haloscan commenting and trackback have been added to this blog.

Sekretaris Kece

Hari ini ada sekretaris baru masuk di kantor. Hihihi.. lucu deh liat anak2 yg gak terbiasa liat "barang bagus" jadi pada salah tingkah. Ada yg bulak-balik lewat, ada yg jadi mendadak rajin nengokin fax, ada yg terima telpon dengan suara kedengeran kemana2 hahahaha...

Tapi kalo diperhatiin emang kece sih itu sekretaris baru.. sebaya lagi umurnya sama bujang2 bingung di kantor.. :P gehehhe...

Ya Tuhan, kuatkanlah puasa hamba-Mu ini... :D

btw, jadi mikir2 lagi soal setan kemaren.. :D setan kan diciptain dari api tuh apa lantas punya konstruksi jasad dan ruh juga kayak kita2? Ah tauk ah gelap...

Thursday, October 14, 2004

Anak Setan?? :(

Makan malam tadi diisi dengan bincang2 iseng antar teman2 kantor yg kebetulan terpaksa (memaksa diri?) bertarawih di mesjid belakang kantor. Salah satu topiknya adalah bahwasannya Setan2 dibelenggu selama bulan puasa ini. Hehehe... saya jadi muncul pertanyaan iseng..

Yang menciptakan dunia ini Tuhan bukan?
Tuhan itu Maha Kuasa hingga tidak ada setangkaipun daun yg jatuh kalau tidak tanpa ijinnya, betul?
Berarti juga bahwasannya Tuhan jualah yang menentukan akan terlahir dari orangtua mana si Eky, si Tono, si Jodi ini, betul?

Hmm.. sebagaimana sering diriwayatkan bahwasannya Setan tersebut beranak pinak sebagai keturunan dari Iblis. Nah, karena Tuhan yg mengatur segalanya berarti otomatis Tuhan juga yg menentukan ruh A jadi anak manusia, ruh B jadi anak kambing, ruh C jadi anaknya... Setan. :D

Wakss!! sial amat yak yg kebetulan jadi ruh C... :D gehehehe.. lah wong udah dari lahir jadi anaknya Setan, mau berbuat baik gimana juga pan pasti masup Neraka... :s

Kesian amat yak! :D
Hehehe.. ah, tapi ini mah pikiran iseng aja.. walaupun tetap terbuka kesempatan buat yg pengen iseng2 kasih jawaban (at least gimana nih skenarionya terjadilah!)

Gehehehe..

*sapah tau ternyata waktu kita masih ruh dulu kita udah ditanya mau jadi apaan, ya nggak2? itu kan buktinya Tuhan masih menghargai hak asasi ciptaan-Nya... :)

Puasa

Hari ini hari terakhir bulan Sya'ban, besok sudah masuk puasa. Di kantor semua orang rasanya saling bermaaf-maafan. Tujuannya supaya besok memulai puasa dengan bersih, sudah dimaafkan dan memaafkan dari salah yg ada.

Cuma yg saya jadi bingung kenapa kok kesannya jadi aji mumpung ya? jadi berbondong-bondong mendadak jadi baik selama sebulan, mendadak jadi alim selama sebulan. Hehehe.. yg pertama terlintas di benak saya kok jadi kayak karyawan2 yg ujug2 jadi rajin bekerja dan ambil hati atasan menjelang dekat2 tanggal penilaian bonus. :D

Memang sih idealnya adalah konsisten baik saat bulan puasa atau bulan-bulan lain, tapi setelah tak pikir2 kok ya masih mending jadi baik dan usaha bertobat biarpun cuma sebulan doangan daripada tidak sama sekali selama 12 bulan terus menerus. hahahaha...

Wallahu'alam bissawab ah!






Sunday, October 10, 2004

Tuhan. Tuhan? Tuhan! Tuhan..

Beberapa waktu lalu saya berdebat dengan seorang teman tentang Tuhan. Kita mulai dengan membahas kemunafikan yg ada di kalangan beragama di Indonesia, tentang kenapa kita musti berpura-pura suci dan menyeru pada kebaikan sedangkan pada dasarnya kita juga doyan dengan itu kemaksiatan? diskusi berlanjut dengan hakikat baik-buruk, dosa dan pahala, dan berujung pada eksistensi Tuhan.

Teman tsb berargumen bahwa hidup manusia selama ini terbebani dan terkotak2an oleh adanya agama dengan segala macam aturan soal dosa dan pahalanya. Setelah berpanjang2 lebar menerangkan 'kepicikan dan sempitnya pandangan' orang2 beragama yg umumnya taklid, teman satu ini sampai pada satu kesimpulan:

Bahwasannya tiada dosa dan pahala bila tiada surga dan neraka, thus bila tiada surga dan neraka - tiada dosa dan pahala maka Tuhan kehilangan legitimasi keberadaannya di dunia! setdah... ampun gak sih...

Pusing juga nanggapinnya gimana, tapi cobalah kalau dipikir dengan benar2.. segala sesuatu itu ada penyebabnya. Ada Causa Prima kalau kata filsuf2 Yunani jaman dulu. Nah, ada/tidaknya Sang Causa Prima ini bisa dilihat dari bukti2 ciptaannya. Ada gunung, ada kuda, ada kucing, ada domba, ada situ ada saya. Hehehe.. pertanyaan dibalikkan dengan menyatakan apakah kalau tidak ada kucing, domba, gunung, kuda dst lantas bisa juga dinyatakan Tuhan tidak ada?

Diangkrik..!! :D Hehehe... mungkin bisa dijawab dengan contoh angin. Angin tidak bisa kita nyatakan secara spesifik, tetapi dapat kita rasakan; dapat kita ukur; dan dapat kita teliti bukti2/jejak2 keberadaannya.
Misalnya adanya badai, ombak, atau malah adanya debu yg beterbangan.. Lantas tak tanya balik, kalau lagi gak ada badai, gak ada ombak atau malah gak ada debu yg beterbangan apa lantas anginnya jadi gak ada?

Yah, kurang lebih begitulah.. emang susah juga sih nanggapinnya dengan rasio semata, tapi gak mungkin orang2 jaman dulu bisa nerima adanya Tuhan kalo gak dengan akalnya juga, bukankah begitu?

Wallahu'alam bissawab.

Saturday, October 02, 2004

Dialog (?)

Bingung mau nulis apa...
Ngantuk. Capek. Lelah...
(Apa bedanya "Capek" dengan "Lelah"?)

Capek lebih ke fisik,
Lelah itu psikis.

Wah, kalau begitu kamu benar-benar butuh liburan dong?
Sembarangan aja ngomong!
Baca dulu tuh blog sebelah yg ngajarin cara narik kesimpulan yg benar
:p

Ya maap.. saya kan cuma nanya.
Abis nanyanya gitu sih...
..............................
.......................................

Kok diem?
Takut salah omong.

..........................................
..........................................


(Lt.6 SI Bldg, 1 Oktober 2004. 17.50 PM)



Auk ah..Mblebek..

Kenapa kalau sudah di depan komputer susah sekali mau nulis. Semua ide yg seharian berseliweran di atas motor, di ranjang, di kamar mandi, dalam WC; hilang semua.

Rasa-rasanya otak ini sudah terlalu lelah setelah seharian habis dihisap kerja dan Jakarta.

Terkutuklah kota yg penduduknya menghabiskan sebagian besar waktunya di jalan*.

*) Seno Gumira Adji Dharma

Thursday, September 30, 2004

Lantas?

Setdah... Jakarta macet amat yak? lalu lintas yg semrawut, gak ada yg mau ngalah ditambah motor-motor yg seenaknya di jalanan (atau di trotoar pun jembatan penyeberangan). :D Kalau dipikir2 motor-motor di Jakarta ini kok seperti air ya? yg selalu mengalir mengisi tiap celah yg tersedia (gak peduli muat atau tidak).

Rasa-rasanya kok pengendara motor di Jakarta ini begitu bisa ngegas dan pindah gigi langsung bawa motor di jalanan. Seenaknya belok tanpa lihat belakang, menempel kendaraan begitu dekat tanpa perhitungan kalau terjadi rem mendadak, atau memaksa kendaraan yg mau belok berhenti dulu cuma gara2 motor2 itu malas ngerem. Ampun dah gua...!

Saya jadi ingat saat pertama kali belajar naik motor dari Ayah dulu, beliau selalu mengingatkan kalau saya terlihat mengambil tindakan yg membahayakan pemakai jalan lain. Ayah selalu menyodorkan pertanyaan2, "Bagaimana kalau tiba2 mobil depan mengerem mendadak?" (saat saya menguntit terlalu dekat), atau "Bagaimana kalau ternyata sein kanan itu dinyalakan bukan untuk menyalip tapi untuk belok kanan?" (kalau saya terlihat mendahului kendaraan yg sedang memasang sein kanan pula).

Rasa2nya kok jalanan sebegitu penuh dengan kemungkinan buruknya.. tapi itu mengajarkan kita untuk berhati-hati. Mengajarkan kita untuk memprediksi tindakan pemakai jalan lain, yang ujung2nya kita bisa mengantisipasi sedini mungkin. Pelajaran ini begitu berharga walaupun bila diterapkan di Jakarta terkadang lebih banyak ngalah dan mengelus dadanya daripada dapat kesempatan... :D

Hehehe.. jadi ingin usul ke pemerintah supaya motor2 itu dibikin berat, lebar, dan tenaganya dibatasi. Supaya setiap pengendara motor itu tidak lagi dengan mudahnya selap-selip medebarkan jantung orang lain. Sebetulnya, kebijakan ini pernah diterapkan pemerintah kota Jakarta yg melarang Vespa Sprint pada tahun 1970-an dulu. Karena dianggap terlalu kencang dan membahayakan. Kenapa tidak diterapkan lagi sekarang? (takut dituduh melanggar HAM kali yah? :D)

Mungkin penerapannya bisa diiringi dengan mengubah image di iklan2 motor yg selalu "GESIT, CEPAT, KENCANG, GAMPANG NYELIP" dst..dst.. yg ujung2nya seolah-olah "mengilhami dan memaklumi" perilaku pengendara2 motor di jalanan. Tabik.






Wednesday, September 29, 2004

Terminal

Hehehe.. ini bukan tentang tempat berkumpulnya kendaraan2 transportasi, tapi judul film bioskop yang ditonton hari minggu kemarin. Film yg menyentuh bagi saya yg kebetulan sudah lama jauh dari orang tua. Kok rasanya begitu kecil apa yg selama ini saya lakukan bila dibandingkan dengan apa yg dilakukan tokoh film tersebut demi orangtuanya. Betapa Viktor Navorski, tokoh dalam film itu berangkat melintasi lautan ke negara yg bahkan bahasanya tidak sepatahpun ia ketahui; hanya untuk memenuhi janjinya pada sang Ayah almarhum.

Film ini membuat saya jadi ingin pulang ke rumah sekali lagi. Menengok orangtua yg kita sayangi sebelum segala sesuatunya terlambat dan berubah menjadi penyesalan. Mungkin saya seorang anak yg kolot bagi sebagian orang, tapi tetap saja saya merasa berhutang budi dan tak akan pernah sanggup membalas semua kebaikan yg sudah dicurahkan orangtua.

Anyway, jadi ingat akan perbincangan dengan seorang teman beberapa waktu lalu yg menyatakan pendapatnya bahwa tidak ada kewajiban bagi anak untuk merasa berhutang apapun pada orangtuanya. Argumentasinya adalah bahwa membesarkan anak adalah tanggungjawab yg muncul sebagai konsekuensi dari keputusan untuk menikah dan memiliki anak. Pendeknya "tanggungjawab adalah konsekuensi dari pilihan yg diambil".

Hmm.. sounds logic. tapi apa iya seperti itu? Bisa ya bisa tidak.
Berhubungan dengan orangtua terkadang memang sulit dan merepotkan. Apalagi bila ditambah dengan permakluman seolah2 terdapat otoritas bagi orangtua termasuk didalamnya "mengatur kehidupan anak".
Terkadang memang bagaikan menyiksa diri sendiri bila kita berupaya memenuhi tuntutan yg begitu sering diajukan. Hehehe mungkin supaya lepas dari rasa tersiksa ini tanpa perlu merasa bersalah kita bisa pakai perspektif yg ditawarkan rekan tadi. :D

Bagi saya yg awam, jauh lebih mudah memahami bahwa saya berbuat apapun yg dapat membahagiakan hati orangtua karena saya yakin mereka seumur hidupnya sudah dan akan melakukan hal yang sama untuk saya. Mungkin terlihat bagaikan balas budi atau perasaan berhutang. Tetapi menurut saya bukan balas budi, bukan perasaan berhutang yg muncul tapi rasa sayang. Ketika kita menyayangi seseorang, bukankah kita akan melakukan apapun untuk menyenangkannya?

Sebagaimana jawaban Viktor Navorski ketika ditanya kenapa dia begitu tabah menjalani semua kesulitan demi memenuhi janji pada Ayahnya;
"Karena saya yakin Ayah akan melakukan hal yang sama untuk saya."


Monday, September 27, 2004

Sepotong pagi darimu..

Sepotong pagi dan seteguk cinta
yang kau buatkan tiap hari
cukuplah menjadi bekal hariku
hingga senja nanti.

Seutas senyum dan sebungkus rindu
pasti kan datang pula menemani..


(Slipi, 19 Agustus 04. 00.30 WIB)

Eternity

Mencintaimu
berarti menyerahkan seluruh hidupku
Mencintaimu
berarti luruh oleh waktu

Bagaikan embun mengabdi dedaunan
demi cintanya pada bumi

Resap tapi abadi.

(Tomang, 08 April 2004 sambil memandang bulan)

Kenangan

Hangat malam kota ini
tak mampu menghiburku

Angin rindu dingin menampar-nampar
Kabut kenangan itu robek sudah

Aku meringkuk menahan beku
rinduku padamu

(Lepas Tol Pasteur, 28 Maret 2004)

Malam Biru

Malam biru menyapaku lembut
Mengucap salam sayang dan rindu
yang pernah dulu kita sama titipkan
padanya

Tuk diambil kembali
Ketika badai tak lagi pasang

(Perjalanan ke Bandung, 26 Maret 2004)

Bulan Nakal

Bulan tau siapa yg sedang rindu
dari tadi ia tersenyum padaku

Bulan tau ke hati siapa kukirimkan rinduku
dari tadi ia melirik nakal padamu

(Jakarta, 06 Maret 2004)

Berlalulah Waktu

Berlalulah waktu
seiring manis senyummu.

Beranjak hari, tahun, windu.
senyummu tetap disitu.

Berteman cinta yg tak luruh
oleh waktu.

Cintaku.

For My Santy
(Tomang, Akhir 2003)

Blog.

Blog. Harus mulai dari mana ya? hmm.. cuma pengen punya penyaluran tulis-menulis yg sudah lama tumpul (belum pernah tajam juga sih.. :D) tapi kok kayaknya untuk memulai pun susah. ah sutralah.. percaya diri saja. toh ini blog sendiri. hehehe.. kalaupun memang akhirnya terlihat semua kejelekan toh semua juga kejelekan diri sendiri.. entah buruknya susunan kata, dangkalnya arti, kurangnya pemahaman atau apapunlah itu yg memang makin menegaskan betapa 'mengasah' itu memang penting.

Loh trus apa hubungannya dengan "Blog"? lah hiya.. ini mau bikin blog sudah rencana dari awal tahun lalu sampai sekarang baru berani mulai, cuma karena baru kemarin berhasil menjebol belenggu rasa kurang percaya diri. hehehe.. gak berarti sekarang sudah jauh lebih percaya diri juga sih..

Oke deh. Marilah saja kita bikin Blog ini tonggak supaya konsisten memperkeras usaha mengasah diri supaya lebih baik. Tabik.