generated by sloganizer.net

Friday, December 23, 2005

Selamat yah semuanya....

Selamat Natal bagi yg merayakan.
Selamat Tahun Baru untuk semuanya..

semoga di tahun yang akan datang
tercapai cita-cita
diraih apa yg diimpikan
dimudahkan segala permasalahan
dilancarkan rejeki
dipanjangkan umur dan karunia
dipertemukan jodoh bagi yg belum punya..

Amin.

(kalo ada yg kurang doanya, tambahin sendiri yah)

Monday, December 19, 2005

Aku ingin pulang...

Waktu susah, banyak doa banyak ibadah
semua cobaan dijalani dengan tawakal

Waktu susah, banyak merenung banyak berpikir
semua ajakan ditepis halus atau tegas

Waktu susah, sedikit rasanya nikmat
sempitpun rasanya lapang
penuh rasa syukur walau terkadang campur
keluh dan kesah semua dihaturkan pada-Nya

Waktu susah pula, sejuta serapah keluar terlontar
berharap bisa jadi hamba yg baik
saat senang dicurahkan..


Diberi senang.


Lupa...
Terlena...
Semua yg dulu pernah ditolak tegas atau halus
kini dicarikan pembenarannya..

atas nama kompromi
atas nama rasa tak enak pada sesama
atas nama rasa segan pada rekan kerja
atas nama rejeki dan masa depan

wah..wah..wah.. manusia!
sejak kapan rasa segan pada sesama mengalahkan
takut pada-Nya??
sejak kapan kompromi itu dibuat untuk hal-hal yang
dilarang-Nya??
sejak kapan engkau takut bahwa rejekimu bukan datang
dari DIA??

sejak kapan???

Sudahkah kau lupa,
semua ini tak kan ada
jika tidak nikmat dari-Nya?

Sudahkah kau lupa,
bahwa engkau dulu bukan apa-apa?

Sudahkah kau lupa,
bahwa saat hidupmu terhina dulu pertolongan
selalu datang dari-Nya?

Menangislah wahai kau manusia.
Berharaplah Ia tak lupa padamu
sebagaimana kini engkau lupa pada-Nya

Berharaplah Ia tak carikan kompromi atas pahala-pahalamu
sebagaimana kini kau carikan kompromi atas larangan-larangan-Nya

Berharaplah Ia tak biarkan rejeki dan masadepanmu berada di tangan mahluk sebagaimana sekarang kau sangka

Lebih-lebih lagi...
Berharaplah Ia tak cabut darimu kesadaran akan salah ini...



(Dunia, 19-21 Dec 05)

sifat manusia selalu berulang
sebagaimana sejarah mengisahkan
hanya sayang.. kita tak pernah mau belajar

Dalam Diam

aku menangis dalam diam .....

sekuat nafas menopang,
tubuh tetap terhuyung

adakah tangan tempat bergenggam ?

semesta serasa menghimpit
seribu pedang dihunjamkan,
lawan maupun kawan

aku menangis dalam diam ....

Oud Metha Rd
#205, Office Court Bld
* Tuhan .. bantu aku agar tak kehilangan diriku ....

(Mas Yugi, tulisan ini juga mewakili apa yg sedang saya rasakan sekarang. Terimakasih atas ijinnya untuk dimuat)

Thursday, November 24, 2005

A Nation of Koolie and Koolie among Nations

Sebuah bangsa
Dimana pemimpin-pemimpinnya tuli
Orang-orang kayanya rakus
Orang-orang miskinnya menjual diri
Kaum agamanya munafik

Sebuah bangsa
Dimana orang-orang tuanya bicara tak lagi dengan teladan
Orang-orang mudanya tak peduli masa depan
pintar-cerdas-bebas tanpa aturan

Sebuah bangsa yang berhutang hanya untuk dibelanjakan
oleh orang-orang kayanya, dicuri oleh pemimpin-pemimpinnya
untuk kemudian orang-orang miskinnya dijual tenaga dan harga
dirinya pada bangsa lain

Anehnya mereka semua bangga dengan hal ini
Kasihan sungguh kasihan...


Menyerap suasana sekitar di tengah2 tenaga kerja bangsaku di
Es Teler 77 - City Plaza Minggu sore
(20 November 2005, 16:46)

Monday, October 31, 2005

Mohon Maaf Lahir Batin

Salam'alaikum,

Mohon maaf lahir dan batin pada semuanya.
Maaf sedikit curi start nih.. mau mudik soalnya :)

Selamat berlebaran bagi yang merayakan,
Semoga amal-ibadah kita semua di Ramadhan ini lebih baik
daripada Ramadhan tahun lalu.

Semoga pula kita masih diberi kesempatan bertemu Ramadhan
tahun depan.

Amin.


Wassalamu'alaikum,
~Doverwhite~

Friday, October 28, 2005

You and Every Little Thing You Do

+ princess.......
+ what have you done to me?
- i didnt do anything...

+ yes, you did..
+ you and your sweet soft voice..
+ you and your beautiful eyes..
+ you and your attactive smiles..
+ you and the way you laugh at my jokes...
+ you and every little thing you do..

- i am sorry..i didnt mean to..
+ i know... it's not your fault..

- then ..what should we do..?
+ right now, I only have one thing in mind...
+ to see you...
+ seeing the pretty eyes I can only imagine, running the attractive lips I always think of, feeling the curving heart beat in my breathe...

- well, then come home. we can see each other.
+ i will, Milady.. I will...


YMS, 25 October 2005 3:06pm

My Wish...

My Lady..

Wish you always be well
So that everyone will remember the sweetness of your smile

My Lady..

Wish you always be pretty
So that everyone will thank God for giving them eyes to see..

My Lady..

Wish you always be in grace
So that everyone can only envy how happy you are living in my heart..




(Meja Kerja-Anson House, lagi nunggu giliran presentasi)
28 October 2005, 03:04 pm

Wednesday, October 26, 2005

May Ziadah

Consulate Area .. rute rutin tiap pagi

Lebanon Consulate,
foto besar Gibran dijendela

Dia, pemintal kata indah berima
tentang hidup
dan tentang .. May Ziadah

May Ziadah .. pujaan hati yg tak terjamah
tak lekang waktu .. mengental .. mengendap

Gibran sang pencinta .. hanyut

Meloncat waktu,
kisah sama terulang ... terulang

May Ziadah tetap hidup
berbeda rupa
dalam hati para pencinta

Oud Metha Road 25/10/05
* Too Much Love Will Kill You (Brian May)



---Puisi cinta seorang teman merana sebatangkara nun jauh di dubai sana meratap saban malam memandang rusia-rusia tak bercelana menggoda sedemikianrupa sayang uang tak ada.
Huahahaha.... sing sabar cuk... sing sabar.. banyak2 beramal dan puasa.. huekekekeke

Monday, October 24, 2005

Bulan Yang Pelupa

San, tau nggak kenapa bulan malam ini cuma setengah?
Karena yang setengah lagi aku pinjam untuk kirimi kamu
salam kangenku..

Udah sampai belum yah?
Mmm.. Kalau kamu lihat bulan yang setengah lagi
sedang mengaso di sana, ingetin dia ya.

Bulan yang setengah itu memang pelupa.

Hehehe...


24 Rose Lane, 24 Oct 2005 11:59pm

*Selamat tidur, My Santy....

Aaamiin...

Pernah gak kepikiran/ngerasa kita kayak orang bloon waktu ngaminin doa imam setelah sholat?
Hehehe...

Mengaminkan itu kan berarti mengiyakan, memohon supaya dikabulkan.
Tapi rasanya gimana ya... aneh aja orang meminta tanpa tahu apa yg sebenarnya sedang dimintakan buat dia. biarpun tulus ngamininnya tapi serasa gimana gitu loh.. serasa ikut-ikutan aja.. lah wong ndak ngerti.

Jadinya ya cuma bisa khusnudzon sama imam (tentunya hampir semua yg dijadikan imam bakal berdoa meminta yg baik2). Tapi siapa yg tahu toh?
Saya pernah jumpa imam dalam sebuah sholat yg sesaat sebelum fatihah diaminkan mengucapkan "Allahummaghfirli" (ampuni saya, ya Allah) yg tentunya ia tahu sesaat lagi makmum bakal mengucapkan "Aaamiiin..." (kabulkanlah). hehehe.. asem juga tuh imam..

Balik lagi ke pertanyaan iseng diatas, sebetulnya ada 2 hal yg bisa dilakukan sih..
1. makmumnya ngerti apa2 yg diucapkan imam dlm bahasa arab
2. imamnya berdoa pake bahasa yg dimengerti makmum

Hehehe.. idealnya sih yg no.1 tapi tetep aja demi khusu'nya berdoa yg nomer 2 bisa dilakukan.
spt di Daruut Tauhid yg rasa2nya jauh lebih khusu' bagi makmum saat Aa Gym berdoa dan meminta dengan bahasa Indonesia. meresap ke kalbu gitu rasanya..
lah kalo yg bahasa Arab kan jadinya yg doa..doa... yg ngaminin juga asal ngamin aja biar cepet kelar. :D

(mungkin masalah timbul kalo makmums (jamak pake "s")-nya multilingual. hehehe...

Tapi entahlah.. wallahu'alam.
Kalo dipikir2 hal-hal spt ini mungkin sepele tapi ujung2nya bikin kita terbiasa dalam setiap langkah untuk turut asal mengiyakan/menerima lebih jauh lagi --mengomentari-- begitu saja tiap2 hal yg kita sendiri belum tentu tahu/paham maksud dan duduk persoalannya.*


Termasuk spt yg dilakukan tulisan ini.

Hehehe..

(Al Falah-Orchard, 21 Okt 2005)
waktu lagi ngaminin Imam setelah maghrib

*mungkin gara2 ini juga jadi banyak santri yg nrimo membabi buta apapun kata si kiai tanpa ada proses mencerna dan mengkritisi?

Thursday, October 20, 2005

..........................

Pernah ngerasain kehilangan gairah untuk hidup?
persis yg sekarang lagi saya alami.

Tak semangat rasanya, tak tahu kenapa

....................................................

....................................................

.......................

...............

bodo ah.

Wednesday, October 19, 2005

Orang-orang berjuluk "Manusia"

orang-orang pintar datang
bicara...bicara..bicara...bicara...

bagaikan tak pernah sebelumnya
orang jaman dahulu kala berpikir dan mencerna
apa-apa yang ditentangnya

orang-orang pintar datang
mendobrak norma... bicara..bicara.. menolak
menentang.. sana..sini....

bagaikan lupa tak semua di dunia
bisa dirambah oleh akalnya

orang-orang pintar datang
bicara...bicara...bicara...

sementara orang-orang lama
bodoh katanya.. sibuk berdoa
berharap hampa...

bagaikan lupa... apa maksud
di balik semuanya...
datang tampak kulit...
pulang tangan hampa..

orang-orang pintar datang... terlupa amalnya
orang-orang lama berdoa... tak bernyawa geraknya


*meja kerja, Anson House. 19 Oktober 2005, 1:42pm

hidup jadi manusia memang susah...
hipokritikus? hmm... jauh lebih mudah nampaknya

Friday, August 12, 2005

Bikin SIM

Seumur hidup baru dua kali saya mengurus surat ijin mengemudi (SIM).
Sekali tahun 1995 waktu baru lulus SMA, yang kedua kali 2005 kemarin setelah saya kerja.

1995 - baru lulus SMA

Penuh semangat idealisme yg tinggi khas mahasiswa baru, saya memutuskan untuk meluangkan satu hari penuh untuk bikin SIM. Pagi2 jam 7.30 saya sudah nongkrong di depan loket formulir SIM (belum ada orang). Okelah.. tak tinggal nyari sarapan dulu.

Balik-balik jam 8.30 lewat dikit loket sudah dibuka, baru ada beberapa orang yg ambil formulir. Saya ikutan. Isi formulir-motokopi ktp-bla..bla..bla..selesai. kembalikan formulir dan tunggu dipanggil untuk tes.

Lagi asik2 nunggu, seorang polisi berwajah ramah menawarkan "jasa".
Sempat mengiyakan tapi gak sampai lima menit saya batalkan ke polisi itu.
Agak2 berwajah murung, dia masuk ke petugas bagian formulir membisikkan sesuatu.

Dipanggil tes tulis.
Soalnya sedikit dan gampang sekali. Wong semalem sudah ngapalin buku rambu2 dan peraturan kok. Tapi tau gak? dari 20 soal saya cuma benar TIGA!!!!
Whatta f**k?

ngotot2 saya minta diliatin lembar jawaban saya berikut kunci jawaban, itu polisi berkumis tebal melotot. "Kamu gak percaya saya!?!"
weish jancuk. ini bukan masalah percaya gak percaya, Pak.. (dlm hati)
"Udah kalau mau lulus bayar sinih 10ribu"
(wanjrit. duit segitu jaman 1995 masih besar nilainya.)

Pasrah.. saya (tak) relakan duit ceban melayang.

ok trus selanjutnya tes kesehatan. Dan saudara2.. saya dinyatakan SEHAT.
Tapi tetep bayar sepuluh ribu.. "nebus surat keterangannya", gitu kata si petugas.
:D edhian..

Selanjutnya nunggu dipanggil...
.............. 11.00 WIB
.............. 12.00 WIB
.............. 14.00 WIB
.............. saya mulai gelisah.. mosok antri dari pagi tapi gak dipanggil2 sementara ada congor2 baru yg dateng siangan sambil dianter polisi2 berseragam mendadak masuk, dipoto, trus keluar dengan berseri2.

.............. 16.50 WIB "Eky Kurniawan!"

(yang ada di seantero kantor itu tinggal saya dan seorang polisi bagian pemotretan bernama Made something.)
17.00 WIB selesai sudah semua.
Bayangkan saya orang ketiga yang datang dan ambil formulir, tetapi menjadi orang TERAKHIR yang selesai.

Diaaaaaaaaanccuuuuuukkkkkk!!!

penuh kekesalan satu2nya motor polisi yg diparkir di halaman belakang Polres Cirebon saya kempeskan dan buang spuyer karburatornya.

(mohon maaf. memang anarkis, tapi apa polisi aja yg boleh anarkis?)


2005 - Bikin SIM 2 sesudah kerja

Poltabes Lampung. Mengingat pengalaman buruk yg dulu saat bikin SIM pertama (agak2 trauma sehingga saya tidak pernah lagi bikin SIM dan memutuskan untuk kucing2an/akal2an setiap ada operasi) , saya pasrah aja wkt ditawari seorang calo-polisi untuk "dibantu".

Ternyata sama saja. Saat menunggu giliran foto yg terjadi adalah kuat2an Calo. Siapa yg calonya perwira akan dipanggil lebih dulu. wasoe.. calo gue kl gak salah cuma tamtama... :(

Semua orang jadi calo, petugas jaga di pos depan "melindungi-melayani" itu, petugas pemeriksa kesehatan, polwan bagian sim, petugas formul sim, polisi bagian pemotretan sim, kanitlantasnya -- namanya mirip The King of Rock and Roll, polisi sabhara yg baru lulus pendidikan masih culun2, dan bahkan tukang potokopi!

Semua dengan tanpa malu2 mondar-mandir sambil mengawal orang yg dicaloinya melewati antrian orang banyak yg sudah menunggu dari pagi. Si orang yg dicaloi ini lantas didudukkan di barisan paling depan antrian untuk kemudian tanpa malu2 si petugas berkata lantang,
"Yang namanya saya panggil silakan maju untuk difoto. Panggilan sesuai urutan antrian!"

"XYZ..!!" (orang yg tadi didudukkan paling depan maju.)

Asoe. Urutan antrian my ass.... gue udah gk kenal lagi tampang orang2 yg ada. semua wajah baru. udah beda sama orang2 yg bareng2 gua dari pagi2 jam 10 tadi.

Seorang gadis -mahasiswi sepertinya-- yang saya perhatikan mengurus sendiri semuanya tanpa calo dan satu2nya wajah familiar yg bareng2 saya dari pagi akhirnya tak tahan lagi. Dia nanya ke petugas administrasi yg duduk di depan. Kenapa kok gk dipanggil2 dari pagi?
"Ya memang lama.. kan semua ada prosedurnya. antri" bla..bla..bla..

ANTRI??!! teriak si gadis tak tahan lagi. "saya sudah duduk disini dari pagi, mas! ini orang semua datang2 langsung masuk foto itu gimana??!! saya harus antri gimana lagi??!!!"

Kesal. si gadis pergi sambil menahan geram. Si petugas cuma senyam-senyum sambil noleh ke antrian, "Biasa.. perempuan.." (WHATTA FUCK!! isnt your mother also a woman????!!)

Akhirnya setelah lama menunggu, sukses2 saya dipanggil jam 3 sore!!!!!
itupun setelah saya marah2 di depan semua orang yg antri en polwan penjaga yg awalnya sok wibawa akhirnya memutuskan untuk "mencari" berkas saya di tumpukan paling bawah!

Diangkrik. SIM baru bisa diambil setelah satu bulan karena ketiadaan material pembuatan.
Loh??? tau gini kan mending gua urus sendiri dari tadi.... :((


-----------

Kesimpulan:
1. Buatlah SIM melalui calo. Kecuali anda siap mental, waktu, fisik dan materi untuk membikin sendiri.
2. Ketika memilih calo, lihat-lihat dulu pangkatnya dan jabatannya. Akan lebih cepat bila calo anda seorang perwira dan sukur2 perwira bagian SIM.
3. Pakailah pakaian yg jelek, pinjam HP teman/sodara yg butut, dan simpan uang pas (sesuai "jasa" calo) di dompet. Insya Allah anda akan selamat dari pemerasan babak lanjut.
4. Siapkan uang sepuluh ribuan, limaribuan dan duapuluh ribuan yg banyak buat "salam tempel".
5. Banyak2 berdoa pada Tuhan.

Oh ya.. Jangan percaya pada tulisan gede2 di tiap kantor polisi "JANGAN MENGURUS SIM MELALUI CALO". Tulisan itu bohong.

Percayalah, polisi kita sangat ringan tangan dan baik hati membantu. Selama kita juga "ringan tangan" dan "baik hati" membantu mereka.

Melindungi dan Melayani (Dompet sendiri)

Ada yang aneh dengan sistem pelayanan hukum di negara kita.
Orang kehilangan barang-- katakanlah, dompet-- trus melapor ke polisi; berharap sukur2 bisa ditemukan.

Tapi sampai di kantor polisi, setelah dicatat dan dapat surat keterangan kehilangan.
Kita disuruh.... bayar. :D nah loh!
Kebayang gak sih kalo ini orang bener2 kehilangan duit tinggal pakaian lekat di badan, trus bingung gimana mau pulang. Berharap ada titik terang dengan melapor ke polisi, dan malah ketiban sial disuruh... b.a.y.a.r....!

Aneh..

Si polisi tanpa ekspresi apa2... gak ada turut simpati, ngerasa malu (karena gak bisa numbuhin rasa aman bagi si korban), atau apa kek gitu yg humanis. eh malah dengan wajah dingin, tanpa senyum bilang, "Bayar sepuluh ribu untuk suratnya".

Sepuluh ribu kalo orang bener2 kecopetan gak punya duit trus bakal dateng darimana?
turun dari langit?????

Aneh..

Bingung gue... itu polisi2 apa gak ada otaknya atau gimana yah? kok mereka gak kepikiran sih untuk empati?

(kalo ada pembaca yg polisi membaca tulisan ini pasti bilang "ah itu kan cuma oknum... ah, saya belum dapat laporan tuh. dimana itu kejadiannya coba sebutkan nama beserta pangkat supaya saya tindak... bla...bla...bla...." bener2 nunjukin kosongnya isi kepala. huh.)

Kasihan Polisi

Kilap lencana penuh wibawa.
Semu.
Lagak jalan penuh kuasa.
Narsis.

O' kasihan sekali kau polisi-polisiku.
Sangkamu sapa ramah dan anggukan hormat
dari orang-orang kecil benar-benar karena mereka
mencintaimu??
Never!

Kami sapa karena terpaksa.
Kami hormat karena kami turut pada aturan yang kalian buat
dan kalian langgar sendiri!

Kalau boleh kami memilih
seribu cacimaki terlontar ke mukamu
Kalau boleh kami memilih tak perlulah berurusan denganmu
bahkan sekedar melihat warna coklat seragam kalian sekalipun.
Sungguh.

Kalau boleh kami memilih tak perlu kalian pernah ada di muka bumi ini!

Tapi sayang, kami tak punya pilihan.
Kami hanya rakyat kecil tak punya hak apa-apa di negara hutan rimba ini.
Jadi terpaksa-- ya, terpaksa-- kami lontarkan senyum dan ramahtamah palsu itu.

Walau ingin rasanya kalian tahu.
Sampai matipun tak pernah akan kalian dapatkan hormat dan cinta itu!

Terkutuklah dan kasihan kalian polisi-polisiku.


(Satlantas Mapoltabes Lampung, 8 Agustus 2005)

*Didedikasikan bagi para warga yang berniat baik untuk memiliki SIM dan menjadi bahan permainan sapi perah bagi polisi-polisi (maaf saya TIDAK pakai kata 'oknum') brengsek di negeri ini.

Wednesday, July 27, 2005

Semalam di Emirate

7.15 pm
senja blom lagi datang ..matahari seperti enggan pergi

pinggir creek, tempat favorit senja hari
menikmati angin .. menikmati bening air, kilauan cahaya terpantul

7.50 pm
senja tlah lengkap, malam tiba

kesebrang ? iya kesebrang !!
dengan abra, bersama angin dan serpihan air

8.05 pm
Deira, kota tua tepi creek
wharfage penuh barang
rupanya ada kapal merapat

dari mana ? Bander Imam Khomeini !!

8.15 pm
bilboard besar depan wharfage, membalik ingatan tentang seorang gadis
bilboard itu .. iklan besar itu

puluhan ribu mile jarak
tak mampu menghapus wajah cantik itu

tawa ceria dan manjanya

sedang apa ya dirimu kini ?

tidur lelap kukira .. tanah air tengah malam kini

semoga engkau terlelap dalam mimpi indah ..
dan kebahagiaan slalu ada untukmu

walau hati slalu perih .. bidadari pagi tak pernah terjamah

tapi terima kasih Tuhan .. aku pernah punya rasa itu

walau kudekap sendiri dalam termangu

I always love u ..

semalam lagi lewat di emirate .. dengan kerinduan pada mu

Deira
22/07/05


(Ini puisi seorang teman, sebatangkara nun jauh di ranah emirat sana. Sering menulis, tapi ndak pernah mau dipublikasikan. Hehehe.. rasakno ko'en tak pajang nang kene, cuk!)

Tuesday, July 12, 2005

Hujan..

Hujan adalah pertanda
betapa mendung rindu terasa

Hujan adalah pertanda
betapa ingin langit mendekap pujaannya

Hujan adalah pertanda
betapa kabut menjadi hilang arti
ketika langit menetes pada bumi

Hujan adalah juga setia
ketika langit melepas laut demi cintanya
pada bumi

Hujan, bagaimanapun, adalah pertanda
langit sayang pada bumi


(Meja Kerja-Anson House, 12 Juli 2005, 13.40)

Wednesday, June 29, 2005

Kangen 2...

My Lady..
words I have spoken, for which
I'll be seeing you in our dreamland.

If only I could ask God one thing,
it would be to stop the moon.
Stop the moon tonight,
and make your beauty and our dream
last forever.

I love you, My Santy..


(Rose Lane 24, 28 June 2005, 23:16 pm)
*some words taken from The Knight's Tale movie

Kangen..

Are you in bed already?
now close your eyes, take a deep
breath and hold tight...
you're leaving to the world of dreams.

we'll meet up there, My Princess.. ;)

(Rose Lane 24, 28 June 2005, 22:01 pm)

Monday, June 20, 2005

Purnama di Singapura

Malam ini purnama,
sayang aku tak ada pulsa

tak bisa kirimimu puisi seperti biasa
tapi bak malam-malam sebelumnya
selalu kutitipkan rinduku untukmu
pada bulan

Purnama atau tidak purnama


(Rose Lane 24, 17 June 2005, malam2 saat bulan purnama)

Monday, May 30, 2005

Bangun dan Bermimpilah Lagi

Bangunlah kau yang berselimut
keluarlah dari liang nyamanmu itu

Pandanglah jauh ujung usiamu
tak nampak lagi dirimu sendiri disitu

Sudah, kubur sajalah semua
mimpi-mimpi masa mudamu itu
Ambil bantal, tarik selimutmu.
Tidur dan bermimpilah lagi hal-hal yang baru

Tentang indah dunia, tentang cinta, tentang apa saja.
Hanya kini kau bersama dengannya.

Ah, orang bilang kalau cinta tak punya mimpi pun tak apa!


Hehehe...

(Temasek, Anson House 6th Fl. 30 May 2005)

Friday, May 27, 2005

blank..

halaman ini sengaja dikosongkan.
blank.

Wednesday, April 20, 2005

Singapore Slang!

Te = Teh anget campur susu pake gula
Te'O = Teh anget pake gula gk pake susu
Te Peng = Teh pake es pake gula pake susu
Te'O Peng = Teh pake es pake gula gak pake susu
Te'O Kosong Peng = Teh pake es gak pake gula gak pake susu

kuya... bahasa mana lagi nih.. :D

wakakakak!

Monday, March 21, 2005

“Tinggallah untuk malam ini, Papa..”

Sepasang bintang kecil itu berbinar senang
Tawa renyah dan senyum manisnya menghampar
Menghapus duka melepas rindu

Tangan kecil yang riang itu selalu menggenggam erat
Seakan tak ingin lepaskan tiap tawa dan senda yang ada
Wangi tubuh mungil penuh cinta
Tertidur lelap dalam pelukan…

Sepasang bintang kecil yang meredup itu kini penuh harap
Seakan memohon dan meminta…

Maafkan papa dan mamamu, nak.
Papa harus pergi lagi malam ini...


(Penjernihan, 20 Maret 2005 20.30 WIB)

“Balada di Tengah Jakarta”

Mata tua yang mulai rabun itu berkejap senang
Tangan keriput penuh cerita dengan cekatan bekerja
Mengambil alih dengan kebijaksanaan khas orangtua
“Begini cara membuka botolnya, nak.”

Hahaha…
Aku tersipu malu. Anak muda yang menang tenaga
tapi kalah logika dalam membuka tutup botol teh.

Dari bibir yang selalu penuh senyuman itu meluncur
berjuta cerita.. tentang hidup, tentang kejamnya ibukota,
tentang tidur di warung bersewa tigapuluh ribu sebulan..

(Jangan tanya soal air bersih atau sanitasi yang nyaman.
Ini bukan dalam sinetron. Ini dunia nyata.)

Tuhan… tubuh tua yang sudah bongkok ini..
Masih haruskah ia bekerja menghidupi dirinya?
Mengais rejeki di tengah kepongahan dan ketidakpedulian orang-orang
di sekitarnya?

Cerita yang bisa terjadi pada siapa saja di antara kita.
Cerita serupa yang sudah tak ada lagi orang di antara kita peduli
saking seringnya.

Cerita tentang bagaimana si papa harus berjuang sekedar demi selembar ribuan, sementara si berpunya berseliweran dengan tubuh wangi sambil membuang muka.

Sebuah cerita sangat biasa di sebuah kota bernama Jakarta.


*Untuk Ibu tua penjual Teh Botol di halte Benhil

(Halte Bendungan Hilir, 20 Maret 2005 20.00 WIB)

Wednesday, March 16, 2005

Selamat Tidur, Sayang..

Selamat tidur, Sayang..
Kenakan baju hangat dan
selimutmu
Di luar hujan deras mengucur

Oh ya, hampir lupa..
Kukirimkan cintaku menjaga tidurmu.

Brr... Di luar hujan
Dingin merebak
Tidak. Singkirkan saja selimutmu, Sayang..
Kecupku kan datang menghangatkanmu


(Pejompongan, Saat Hujan di suatu malam bulan Januari 2005)

*For the women of my Life

Sunday, January 30, 2005

Dimana Lagi

Dimana lagi kan kau temui
wanita berbudi seluhur dia
Ditanggungnya semua malu itu
semata demi dirimu

Dimana lagi kan kau dapati
wanita berhati selembut dia
Ditahannya semua sakit
demi memaafkan dirimu

Dimana lagi kan kau cari
wanita seperti dia?
Yang sanggup menyimpan derita
dan menggantinya dengan senyuman
di bibir serta uluran tangan
hangat yang selalu menyambut
Di kala datang segala badai angkara
dalam diri kerdilmu

Dimana lagi ia kan kau cari?

Tak juakah kau sadar
Ialah wanita yang diimpikan
Lord Byron kala menulis puisi-puisinya?
Tak juakah kau lihat
Ialah wanita yang menjelma Josephine
bagi Sang Kahlil dari Bestari?

Ialah wanita yang melahirkan anak-anakmu.


(Pejompongan, 23 November 2004. 23.57 WIB)

Saturday, January 29, 2005

Senja

Hari ini pulang cepat. “Pulang masih ketemu matahari”, istilah anak-anak selama ini.
Jadi bisa menikmati suasana sore yang menyenangkan. Aku selalu suka suasana sore hari –senja kalau istilahnya Seno Gumira Ajidharma. Sudah lama soalnya nggak punya kesempatan bertemu senja.

Makan soto daging betawi yang enak di jalan mulia, melihat anak-anak bermain sepeda berbonceng bertiga dengan senangnya. Orang-orang tua yang sedang asyik berbincang ngalor-ngidul soal apa saja. Anak-anak muda selesai mandi yang duduk-duduk sambil menunggu datangnya magrib.

Aku selalu suka suasana senja. Entah kenapa senja selalu terasa lebih menyenangkan dibandingkan pagi yang penuh ketergesaan. (apalagi pagi di Jakarta). Senja seakan selalu menyambut hangat setiap orang yang pulang setelah letih seharian bekerja (sebenarnya waktu masih kerja shift dulu saya juga tetap lebih suka berangkat kerja di senja hari daripada bermalas-malas memaksa diri bangun dan pergi di pagi hari). Ah, senja memang selalu penuh kehangatan. Senja juga indah. Mungkin memang harus indah supaya semua orang seperti saya bisa tersadar untuk sering-sering pulang cepat menikmatinya.


18 Januari 2005, di perjalanan pulang dari Jalan Mulia – Jalan Administrasi Negara I; Pejompongan.

Saturday, January 01, 2005

Renungan Tahun Baru

Malam yang indah di penghujung Desember.
Kembang api beterbangan.
Terompet-terompet ditiup bersahutan
Sorak-sorai ramai penuh keriangan

Aku tersenyum memandang bulan.
Lengkung sabit indah yg seakan sedang tersenyum

Tersentakku tiba-tiba..!
Tuhan, bukankah ini bulan sabit yang sama
yang juga menyinari saudara-saudaraku di Aceh?

Selamat Tahun Baru 2005.
:’(


(Jatibening depan rumah Irwan, 1 January 2005 00:01 WIB)