generated by sloganizer.net

Sunday, February 03, 2008

Jujur tapi sakit atau Manis tapi bohong?

Menurut sampeyan mana yg lebih mending?

- Anak yang baik adalah anak yg tidak pernah berbohong pada orangtuanya, walaupun sejelek apa kelakuan dia di luar rumah. Anak tipe ini tahu apa yg dia lakukan akan menyakiti hati orang tuanya, tapi ia memilih untuk tetap jujur pada ayah/ibu walaupun itu berarti menyakiti hati mereka.

Ia memilih untuk tidak memakai topeng dengan resiko ortunya yg 'makan ati' karena kelakuan dia. They deserve the truth how bitter it is.

ATAU

- Anak yg baik adalah anak yg memilih untuk berbohong pada orangtuanya. Ia tahu kelakuannya di luar rumah adalah salah dan pasti akan menyakiti hati ayah/ibunya bila mereka tahu.

Ia memilih untuk memakai topeng dengan niatan tidak ingin menyakiti perasaan ayah/ibunya. It's his own life and responsibility anyway.


Terus terang saya masih bingung. Dalam mendidik anak saya nanti arah mana yg harus saya tanamkan.

Tentu saja ada pilihan ketiga, yaitu si anak selalu jujur dan tidak pernah melakukan hal2 yg bikin ayah/ibunya tersakiti perasaannya. But hey this is real world, there's no such thing in the real world.

So leave your moral and ideal answers behind and come up to me with practical solutions, will ya!

Thanks before hands.


3 comments:

Anonymous said...

Prinsipnya, kalo yang jelek misalkan coli...ya gak usah dibahas lah, tahu sama tahu..tapi kalo narkoba harus jujur men....

Yang penting hilangkan 'kekakuan' klasik anatara orang tua dan anak....

Kata nabi juga kalo lu jadi ayah :
- Pas kecil kita jadi pelindung, kuda ,anjign ,perahu atau apapun yang menyennagkan anak kita
- Pas setengah besar, kita jadi kakak
- pas sudah besar kita jadi teman...

doverwhite said...

justru ini nanti arahnya itu:
- anak yg bisa tampil apa adanya (blangsak sekalipun) di depan ortu bakal lebih betah di rumah, dibanding

- anak yg kalau di rumah selalu tampil sesuai keinginan ortunya.

cuma kok kayaknya ada yg enggak pas gitu loh.. apa iya dengan alasan diatas jadi si anak lantas bisa 'mengorbankan' perasaan ortunya dengan liat anaknya seperti gak dibimbing orangtua?

capaiannya memang untuk menghilangkan 'kekakuan' klasik anak-ortu. tapi ini jalan yg mau ditempuh yg mana?

Anonymous said...

terbiasa ngobrol lepas....