generated by sloganizer.net

Sunday, November 18, 2007

Maling di Singapura

HP-ku dicolong orang..
Ya. Dicolong orang di stasiun MRT. Di Singapura.

Kejadiannya cepat sekali, dengan modus yg sama persis dengan di tempat lain di dunia ini.
Modus tertua. Distraction alias Pengalihan perhatian.

Ceritanya sore itu istriku telpon, minta tolong belikan dot buat botol susu bayi di Bugis. Kebetulan tak lama sekitar pukul 8 malam juga kakak dan ibu akan datang menengok kami. So, aku harus jemput mereka di pelabuhan Ferry Harbourfront.

OK lah.. kupikir. Beli dot dulu lalu kembali ke kantor selesaikan kerjaan sampai tiba waktunya ke pelabuhan.

Dengan riang gembira aku beli dot, lantas langsung menuju ke stasiun MRT buat kembali.
Kereta tiba.

Suasana agak ramai memang, hpku seperti biasa ada di kantong kulitnya di sisi kiri pinggang terlindung oleh tangan kiriku.

Waktu masuk ke kereta terasa dorongan keras sekali dari belakang, mendorong tidak bersahabat yg biasa dilakukan orang2 Singapur sini kalau mau masuk lift atau kereta. Tapi ini sedikit beda, dorongannya sangat keras seperti mau ngajak ribut saja.

Kesal. Aku lawan dorongan ini. Dorongan makin keras sampai badanku doyong ke depan, aku berbalik badan. Di sebelah kanan belakangku seorang bule gemuk sedang berjuang dengan tas kulitnya yg tak kalah besar. Tas disandang ke samping kiri. Sebelah kiriku seorang anak muda Cina jangkung berdiri. Hmm... aneh.

Eits nanti dulu! Seorang laki2 dari etnis Cina bertubuh gemuk, potongan rambut pendek2 paku dan baju kaos polo putih tiba2 menarik diri keluar dari kereta, posisi tangan kanannya setengah tertinggal di dalam saat dia menarik diri.

Ini nih kayaknya kampret yg dorong gua tadi.. (karena si Bule dan si Jangkung ini jg memandang penuh kesal ke arah dia).

Gua cuma bisa nyumpah2 liat tuh orang keluar dan berjalan ke arah kanan.
Tapi feeling bilang ada yg gak beres. Benar aja.. pas kuraba kantong kulit tempat HP, kosong!

F*CK!! kumaki keras sambil menghambur keluar kereta, kejar!!
tepat saat itu juga pintu kereta menutup di belakangku.
Toleh kanan-kiri sudah tak ada mahluk gemuk satu itu.. Kereta jalan... Masih sempat kulirik sekilas gerbong di pintu sebelah, brengsek!! Pasti si kampret itu kabur dengan masuk lagi ke dalam kereta lewat pintu lain.

Shit!!
Kalut, kesal, marah dan panik (karena satu2nya cara untuk menghubungi hp kakak adalah lewat hpku. Istriku gak punya nomernya) aku lari ke atas, cari sekuriti.

Ah itu dia! Dua sekuriti, seorang lelaki Cina tua dan seorang perempuan India muda sedang ngobrol seru.

Excuse me. Could you help? I've just lost my mobile phone. Someone stole it just now.

a moment of silence. until.... "So?"

What?! "So?"?????

What do you mean with "So?"??
Am I not supposed to report to you or something??

"No. Go there to MRT staff. May be he can help you."

WTF... #$%%#H@!!!

MRT Staff (berpakaian merah muda), seorang lelaki India muda.
ramah dan penuh empati. Dia menolong menelponi hpku yg memang masih diangkat walaupun tak dijawab. background suara terdengar seperti sama dengan di stasiun ini.

Beberapa kali, akhirnya kami putuskan untuk mencoba mencari ke bawah. Siapa tahu orang itu masih disini.

Sembari menunggu staff ini bersiap2, kulayangkan pandangan ke sekeliling. Asli sorot mata dan suasana hati saat itu persis kalau kita lagi siap2 mau tawuran. Adrenalin diproduksi dan dipompakan ke seluruh tubuh. Semua indera siaga.

Seorang lelaki Cina gemuk, berkaus polo putih membawa tas pinggang yg diselempangkan di samping terlihat mengamati dari jauh.

Kesal. tatap mata kubalas mata. Dia masih melihat. Seulas senyum tersungging. Kok seperti senyum meremehkan nih..

Kampret. Gua samperin nih orang!
10 langkah lagi, dia buang muka. gak lagi ngeladenin tatapan gua.

5 langkah. akal sehat gua mulai jalan.
Mahluk satu ini datang dari arah luar stasiun tadi. Dia mulai ngeliatin gara2 gua pelototin tiap orang yg keluar masuk dari gerbang tiket.
Hmm.. kecil kemungkinan mahluk satu ini yg nyopet.

3 langkah. Mas2 Staf MRT itu manggil. 'wait for me.'
Rupanya dia manggil si Sekuriti ngepret itu tadi buat ikutan turun ke bawah.
huh.. sekuriti model gini mah.. ada maling jg paling cuman pura2 ga tau doangan..

Lelaki gemuk itu sudah jauh. sebuah kereta mendekat dan dia masuk ke dalam.

Di bawah, setelah diubek2 sekitar 15 menitan.. nyata sudah gak ada orang seperti ciri maling tadi. hp ku jg sudah dimatikan rupanya oleh si maling.

Brengsek benar2 sial. Gimanalah cara gua ngontak kakak dan emak yg baru pertama kali datang ke Singapur dengan feri nanti?
Belum lagi catatan2 penting dalam hp, puisi2ku, tulisan2ku, foto2 Keiya dan Mufasa saat lahir kemarin.. shit..

Belum lagi hilang kesalku, pas tiba di kantor... Beberapa teman Singaporean yg kebetulan masih ada dan lihat wajahku menghitam bertanya ada apa.

Tau aku kecopetan, komentar pertama mereka..
"Sure or not.. This is Singapore, you know.. This is not Jakarta."
"We dont have such thing happened here."

NENEK LO!!
lu kata gua ngibul apa???

Yes, this is singapore and yes that happened in Singapore's MRT station.

"Aaa... must be foreigner that one! you must be careful with those foreign worker, you know."

Ngepet. Another typical Singaporean's stereotype -- blame it to those foreign worker. They look rouge with blackened skin for working under the sun.

Nope. Dont think he's a foreigner. (foreigner yg mereka maksud disini tuh orang Tamil, India, Melayu, Indo yang dateng sini buat kerja2 kasar).

That was a chinese guy. I dont know if what you mean as foreigner is Mainland Chinese then you maybe right. He's a foreigner then..

Waahh.. can not be lah..
You must have shown off your belongings, some more (=moreover; in standard english) your face look like rich people like that.. That's why you kena pickpocket!

Another typical Singaporean's stereotype.. blaming the victim.

Capee deh gua... males ngeladeninnya gua tinggalin aja buat nelpon sana sini nyari nomer kakak gua itu. Prioritas deh.

Hape toh bisa diganti lagi nanti.
Shit.. bener2 sial ini hari.

Walhal, setelah jungkir balik cari no telpon kakak dan gak bisa dihubungi (!)
gua pun buru2 turun ke halte depan kantor buat nyari taksi. gapapa deh sekali ini ngasih badan yg udah lelah dan terlambat ini naek taksi.. sekali2

and.. you know what?? Singapore is the only-self-proclaimed-first-world-country in this world yg orang kudu nunggu 45 menit sampe sejam buat naek taksi dari Taxi Stand (halte taksi) di Distrik Bisnis Utama di jam 8 malam (jam sibuk kah ini??)!!!

Taksi lewat banyak, tapi rata2 majang tulisan "Jurong", "Tampines", "Airport only".
Tandanya mereka milih2 penumpang. Sementara taksi lain lebih milih klinang klinong dengan tulisan "On Call" di atapnya. Tandanya mereka ambil penumpang yg memesan/telepon booking taksi. Si Supir dapat uang booking sgd 3.5 tambahan dengan cara ini.

Selebihnya? taksi2 kosong dengan sign "BUSY" terpampang di atapnya.

Ini belumlah lagi selesai ternyata... di halte ini ada sekumpulan orang India yg mungkin memang dari budaya asalnya tidak terbiasa ngantri. Berdiri nanggung setengah di antrian setengah di luar antrian, tiap ada taksi mendekat mereka lari menyongsong sambil menyebutkan tujuannya.. Meninggalkan penumpang2 lain yg terbengong2 dipotong antriannya..

Well, another typical Singaporean.. gada yg berani negur, cuman berani marah2 ngedumel sendiri atau ke orang sebelahnya.

Gua sendiri kebetulan masih belum ngeh karena baru ngantri. Tapi pas yg kedua kali terjadi, kesal karena hilang hape-diperlakuin secueknya sama sekuriti-orang cina gemuk yg sok2an melototin gua tadi--- semua kesal ini numplek jadi satu.

Tuh india gua tereakin!
"Are you queueing or not?? If you are not, get out from the line then call for a cab! If you are, then wait for your turn!"

belum puas... soalnya si bapaknya dengan cuek jawab, "yes2 of course we're queueing."

"We all in a hurry here. So please respect others!"

Mata gua udah merah, kalo aja dia mancing ribut pasti udah gua ladenin en udah kejadian.

Tunggu punya tunggu tak datang2 taksi yg kosong. 45 menit. Aku sudah terlambat 30 menit dari kedatangan kapal. Shit..

Akhirnya kuputuskan pakai MRT ke Harbourfront, sampai sana aku sudah telat sejam.
Kakak dan Ibu harusnya masih menunggu di pintu keluar imigrasi. Tapi kok gak ada..

Pas iseng telepon ke rumah.. ternyata mereka sudah sejak tadi di rumah... :(
ampun dah gua...

Bener2 sial gua hari ini... :(



(Wed, 14 Nov 07.)

ps: no hp tetep gak berubah, cuma gua belum sempat urus sampai saat posting ini.
tapi begitu diurus no yg sama akan dipakai lagi. so please keep it.

2 comments:

Anonymous said...

Boeng , ikoet badoeko tjito boeng....ik tjoeman toenggoe koweorang kassie hadjar itoe oknuum chijanat...

Anonymous said...

terimakassie, boeng..

ijk ragoe itoe oknuum bakal ketemoe lagi..

moekanja poen soeda tiada djelas koeingat